Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa jumlah korban jiwa Palestina di Jalur Gaza telah meningkat menjadi lebih dari 4.600 orang.
Kementerian itu juga mengatakan bahwa sejak dimulainya eskalasi terbaru di Timur Tengah, sebanyak 14.200 orang lainnya dinyatakan terluka.
“Jumlah total korban agresi Israel sejak awal konflik di Gaza telah meningkat menjadi 4.651 orang, termasuk 1.873 anak-anak, 1.023 perempuan dan 187 warga lanjut usia, 14.245 orang lainnya menderita berbagai luka,” kata Kementerian Kesehatan Gaza, Senin (23/10/2023).
Sementara di Israel, Kementerian Kesehatan negara itu menyatakan bahwa setidaknya 5.431 warga Israel terluka akibat serangan Hamas. Menurut kementerian Israel, lebih dari 290 di antaranya berada dalam kondisi serius dan 801 dalam kondisi sedang.
Melansir TASS, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan telah melumpuhkan setidaknya 7 fasilitas medis di Jalur Gaza, sehingga fasilitas tersebut tidak dapat melayani penduduk setempat.
Seperti diketahui, ketegangan kembali berkobar di Timur Tengah pada 7 Oktober 2023 saat militan dari kelompok radikal Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas, melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel dari Jalur Gaza.
Baca Juga
Hamas menggambarkan serangannya sebagai respons terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Temple Mount di Kota Tua Yerusalem.
Sebagai tanggapan, Israel mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza dan mulai melancarkan serangan udara ke daerah tersebut dan beberapa bagian di Lebanon dan Suriah. Bentrokan juga sedang berlangsung di Tepi Barat Sungai Yordan.
Adapun sampai saat ini sekitar 200.000 warga Israel terpaksa pindah karena memburuknya situasi di perbatasan utara dan selatan negara itu.
Sekitar setengah dari 200.000 orang diinstruksikan untuk mengungsi dari 105 komunitas dekat perbatasan Gaza dan Lebanon di selatan dan utara, sementara setengahnya meninggalkan daerah yang dekat dengan garis depan atas kemauannya sendiri.