Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mereka yang Berdiri di Belakang Palestina, Rusia hingga China?

Ketegangan yang kembali terjadi antara Palestina dan Israel membuat negara-negara di dunia kembali buka suara.
Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Brazil Jair Bolsonaro, PM India Narendra Modi, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menghadiri KTT BRICS pada 2019./ Dok Istimewa
Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Brazil Jair Bolsonaro, PM India Narendra Modi, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menghadiri KTT BRICS pada 2019./ Dok Istimewa

Rusia dan China

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa mengatakan ketegangan yang terjadi antara Israel dan Palestina menunjukkan kebijakan AS telah gagal di Timur Tengah dan tidak mempertimbangkan kebutuhan rakyat Palestina.

Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan jika Kremlin berhubungan dengan kedua pihak yang bertikai dan akan berusaha memainkan peran dalam menyelesaikan konflik tersebut, namun tidak merinci caranya.

Peskov memperingatkan bahwa konflik tersebut berisiko meluas ke wilayah lain.

“Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah,” kata Putin.

Putin juga kembali membahas tentang manuver Washington yang berusaha “memonopoli” upaya-upaya untuk menciptakan perdamaian, dan menuduh Washington gagal mencapai kompromi yang bisa dilakukan.

Amerika Serikat, katanya, telah mengabaikan kepentingan rakyat Palestina, termasuk kebutuhan mereka akan negara Palestina yang merdeka.

Semengara China, tidak begitui jelas mendukung siapa, namun Beijing mengatakan pihaknya “sangat prihatin” dengan meningkatnya kekerasan antara Israel dan Palestina pada akhir pekan lalu, dan mendesak semua pihak untuk bersikap “tenang”.

“Tiongkok sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan dan kekerasan antara Palestina dan Israel saat ini,” kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Ia kemudian menambahkan bahwa pihaknya “menyerukan semua pihak terkait untuk tetap tenang dan menahan diri, segera melakukan gencatan senjata, melindungi warga sipil dan mencegah kerusakan lebih lanjut."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper