Bisnis.com, SOLO - Rumah Sakit (RS) Indonesia menjadi sasaran bom Israel, hingga menewaskan satu staff lokal.
"Satu staf lokal MER-C yang tengah berada di lokasi, Abu Romzi, syahid akibat serangan ini," demikian keterangan MER-C Indonesia lewat akun Instagram @mercindonesia, Sabtu (7/1072023).
Tak hanya itu, serangan bom dari Israel juga mengakbatkan fasilitas kesehatan di rumah sakit tersebut rusak.
Sebelumnya, RS Indonesia juga kerap menjadi sasaran bom Israel bahkan sebelum pembangunan selesai. Pada tahap awal pembangunan, dua orang tewas dan sejumlah relawan lain dilaporkan luka-luka.
Bahkan serangan bom itu menyebabkan relawan dari Indonesia yang ada RS tersebut harus mengamankan diri di lantai dasar bangunan.
Serangan juga kembali terjadi pada 27 Oktober 2018, di mana Israel menargetkan RS Indonesia secara khusus.
Baca Juga
Sejarah pembangunan RS Indonesia di Gaza
Pembangunan RS Indonesia dibagi menjadi dua tahap yakni yang pertama pada April 2012 dan kedua pada November 2012.
Pada tahap 2, pembangunan RS diawasi dan dikerjakan langsung oleh relawan Indonesia yang tergabung dalam divisi konstruksi MER-C.
RS Indonesia diinisasi karena kebutuhan sarana kesehatan khususnya yang berfokus pada trauma dan rehabilitas bagi para korban perang di jalur Gaza.
Bersamaan dengan donasi dari Indonesia yang jumlahnya besar, maka tim MER-C mengajukan pembangunan rumah sakit.
Tim MER-C melakukan pertemuan dengan Menteri Kesehatan Palestina pada masa itu, dr Bassim Naim. Hingga, rencana yang disampaikan MER-C disambut dengan baik oleh pemerintah setempat.
Kesepakatan tersebut menghasilkan MoU yang ditandatangani oleh dr Joserizal Jurnalis yang mewakili Indonesia dan dr Bassim Naim yang mewakili Gaza.
Sebulan setelahnya, pasca penandatanganan MoU, tim MER-C kembali ke tanah air dan menyampaikan rencana Pembangunan RSI kepada Menteri Kesehatan RI saat itu, dr Siti Fadilah Supari.
Kemudian pada Mei 2009, MER-C secara resmi mendapat surat tanah wakaf pembangunan RSI dari Perdana Menteri (PM) Palestina Ismail Haniya.
Relawan sempat ditahan sebelum RS dibangun