Bisnis.com, JAKARTA – Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia mengatakan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza tidak terbakar seperti yang diberitakan sebelumnya.
Melalui unggahan di akun Instagramnya, MER-C Indonesia mengatakan bahwa RS Indonesia tidak dalam kondisi terbakar, namun dikhawatirkan penyebaran api dapat mencapai ruang genset yang berada di dekat sekolah.
”Gambar dan informasi yang beredar di dunia maya tentang Rumah Sakit Indonesia yang terbakar baru-baru ini (lantai 3 dan 4) adalah kejadian pada bulan Desember 2023,” jelas MER-C di Instagram, Rabu (23/10/2024).
MER-C mengatakan saat ini seluruh staf medis dan sekitar 50 pasien warga Palestina bertahan tanpa pasokan makanan, air, dan obat-obatan.
”Pada Selasa pagi (22 Oktober 2024 Waktu Gaza) genset Rumah Sakit Indonesia telah berhasil dinyalakan. Saat ini sedang diupayakan untuk mendapatkan sumber air dari sumur di dekat rumah sakit,” jelas MER-C.
Sebelumnya, pasukan militer Israel dikabarkan mengepung rumah sakit dan tempat penampungan bagi para pengungsi di Jalur Gaza utara pada Senin (21/10/2024) waktu setempat yang mencegah bantuan penting menjangkau warga sipil.
Baca Juga
Melansir Reuters, Rabu (23/10/2024), petugas medis di RS Indonesia mengatakan bahwa pasukan Israel menyerbu sebuah sekolah dan menahan para siswa sebelum membakar sekolah tersebut. Api mencapai generator rumah sakit dan menyebabkan pemadaman listrik.
Para pejabat kesehatan mengatakan mereka menolak perintah tentara Israel, yang memulai serangan baru ke wilayah utara lebih dari dua minggu lalu, untuk mengevakuasi tiga rumah sakit di wilayah tersebut atau meninggalkan pasien tanpa pengawasan.
Pada hari Senin, Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan mengatakan setidaknya dua pasien yang terluka parah di unit perawatan intensif di fasilitas tersebut meninggal karena kurangnya pasokan medis.
“Persediaan unit darah di rumah sakit telah habis sepenuhnya. Kami menerapkan metode pengobatan prioritas kepada pasien. Inilah kenyataannya,” kata Abu Safiya dalam pesan video kepada media.
Pasukan tetap berada di luar rumah sakit tetapi tidak masuk, kata mereka. Petugas medis di rumah sakit kedua, Kamal Adwan, melaporkan adanya tembakan hebat dari Israel di dekat rumah sakit pada malam hari.
“Tentara membakar sekolah-sekolah di sebelah rumah sakit, dan tidak ada seorang pun yang boleh masuk atau keluar rumah sakit,” kata seorang perawat di RS Indonesia, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Sementara itu, Hadeel Obeid, perawat pengawas di Rumah Sakit Indonesia, mengatakan mereka kehabisan persediaan medis, termasuk kain kasa steril dan obat-obatan. Dia juga mengatakan, pasokan air terputus dan tidak ada makanan selama empat hari berturut-turut.
PBB mengatakan pihaknya tidak dapat menjangkau tiga rumah sakit di Gaza utara.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB menuduh pasukan Israel melakukan campur tangan yang melanggar hukum terhadap bantuan kemanusiaan dan mengeluarkan perintah yang menyebabkan pengungsian paksa.
Tindakan Israel disebut menyebabkan kehancuran penduduk Palestina di pemerintahan paling utara Gaza melalui kematian dan pengungsian.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya telah membongkar infrastruktur dan terowongan serta membunuh orang-orang yang diduga pejuang di wilayah Jabalia.
Tentara Israel disebut telah membantu ribuan warga sipil untuk mengungsi dengan aman melalui rute yang terorganisir, bertentangan dengan laporan dari badan bantuan PBB.
Pihak militer Israel juga menyebut telah menjalin kontak dengan komunitas internasional dan sistem layanan kesehatan Gaza untuk memastikan layanan darurat rumah sakit beroperasi.