Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait sosok pengganti yang akan mengisi bangku kosong dari eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Menurutnya, hingga saat ini dirinya belum memikirkan siapa sosok Mentan definitif yang akan menggantikan sosok SYL.
Dia pun menilai bahwa sudah cukup untuk menunjuk Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi sebagai Pelaksana tugas (Plt) Menteri Pertanian.
“Ya Pak Arief sudah. [Untuk definitifnya] ya nantilah, wong sudah ada. Sudah di handle oleh Pak Arief,” katanya usai mengikuti panen raya padi di Desa Ciasem Girang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, pada Minggu (8/10/2023) pagi.
Sebelumnya, Kepala Negara sudah menjelaskan alasan menunjuk Arief agar kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) tetap dalam koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait seperti Bulog, Bapanas, dan Kemendag.
Seluruh kementerian/lembaga itu harus satu koordinasi dalam konsolidasi terhadap Presiden sehingga Jokowi menilai Arief adalah sosok tepat memegang jabatan Plt Mentan.
Baca Juga
“[Penunjukan ini[ supaya lebih koordinatif. Lebih memudahkan karena biasanya kita, Bulog, Badan Pangan Nasional, Kementan [Kementerian Pertanian], Kementerian Perdagangan. Ini selalu harus satu, jadi untuk konsolidasi saja biar lebih memudahkan,” ucap Jokowi.
Dalam keterangannya pada Sabtu (7/10/2023), Arief Prasetyo Adi yang saat ini mengemban amanah sebagai Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mengatakan sinergi dan kolaborasi merupakan kunci dalam membangun kekuatan di sektor pertanian dan pangan.
Peran dan fungsi Kementerian Pertanian yang berfokus pada produksi pangan menjadi bagian penting dalam penguatan tata kelola pangan nasional.
"Tentunya dengan penugasan dari Bapak Presiden sebagai Plt. Mentan ini kita berharap dapat mengakselerasi pembangunan pertanian yang semakin menguatkan peran dan fungsi Kementan yang berfokus pada peningkatan produksi pangan, daya saing pertanian, dan kesejahteraan petani." ujar Arief.
Dia melanjutkan bahwa saat ini Kementan sangat diharapkan masyarakat untuk dapat menggenjot produksi pangan nasional, sehingga strategi persiapan musim tanam pada November dan Desember mendatang perlu disiapkan secara segera.
Oleh sebab itu, menurutnya penting untuk segera mengkaji dan membahas dengan seluruh stakeholder terkait mengenai strategi untuk menggenjot produksi pangan nasional
Apalagi, strategi itu, kata Arief dibutuhkan sebagai bagian dari akselerasi pembangunan di sektor pertanian, Arief mengingatkan pelaksanaan anggaran Kementan di sisa tahun 2023 agar dapat makin akuntabel. Utamanya menyasar pada akselerasi program dan kegiatan Kementan yang senapas dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
“Kita harus kerjakan penyerapan anggaran di sisa tahun 2023 ini untuk akselerasi program dan kegiatan yang ada. Tentunya implementasi semua itu harus akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan benar,” katanya.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa sangat diperlukan semangat ketahanan pangan berbasis kemandirian dan kedaulatan pangan. Dengan semangat ini akan dapat mengakselerasi peningkatan produksi pangan dalam negeri.
“Semangat ketahanan pangan dalam mengusung kemandirian dan kedaulatan pangan nasional adalah semangat yang perlu kita kobarkan bersama. Sebab urusan pangan ini menyangkut hajat hidup masyarakat. Terlebih saat ini kita menghadapi tantangan El Nino. Namun kita selalu optimis, Indonesia masih memiliki peluang yang besar di sektor pertanian nasional, mengingat negara kita kaya akan potensi dan sumber daya alam yang besar.” pungkas Arief.