Bisnis.com, JAYAPURA - Sekitar kurang lebih ratusan sampai ribuan orang tampak berlalu lalang bergantian keluar masuk dari Pasar Skouw yang terletak di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua.
Mereka adalah warga negara tetangga yakni Papua Nugini yang sengaja datang ke Pasar Skouw untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Dengan membawa tas/kantong hingga kardus, bahkan dengan menggendong anak, mereka berjalan kaki dari dan ke perlintasan batas kedua negara.
Barang-barang dari Indonesia yang selalu menjadi incaran warga Papua Nugini adalah bahan pangan atau sembako, pakaian, serta berbagai barang-barang lain seperti tikar, kasur, loyang, ember, piring, sendok makan, hingga telepon genggam.
“Aktivitas belanja orang Papua Nugini seperti ini bisa dilihat pada hari pasar saja, yakni Selasa, Kamis, Sabtu,” kata Ilham, salah seorang petugas di PLBN Skouw saat dikunjungi Bisnis, Selasa (3/10/2023).
Untuk diketahui, Pasar Skouw didirikan di atas lahan seluas 3.600 m2 dengan total 506 kios. Pada hari selain hari pasar, kunjungan Pasar Skouw hanya sekitar 300 orang per hari, sedangkan pada hari pasar pelintas batas dari Papua Nugini bisa mencapai 1.000 orang per hari.
Sebelum masuk wilayah Indonesia, mereka juga harus melewati sejumlah pemeriksaan, baik yang dilakukan oleh imigrasi, bea cukai, maupun Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalyon 501. Mereka diperiksa satu-persatu sebelum bisa masuk ke wilayah pasar. Pemeriksaan meliputi barang bawaan, hingga surat-surat yang dibutuhkan untuk melintas.
Baca Juga
Pelintas kebanyakan datang dengan kartu kuning yang merupakan kartu khusus pengganti paspor bagi warga lokal Papua Nugini yang tinggal di perbatasan, Wutung. Penggunaan kartu kuning untuk warga Papua Nugini sama seperti penggunaan kartu merah untuk warga lokal Skouw yang akan berkunjung ke Papua Nugini.
Pasar ini menjadi favorit warga Papua Nugini lantaran harga barang yang dijual lebih murah dibandingkan harga di negaranya sendiri karena kebanyakan adalah barang impor dari Australia. Uniknya, transaksi di pasar perbatasan ini bisa dilakukan dengan menggunakan uang Rupiah maupun Kina atau mata uang Papua Nugini. Nilai tukar 1 Kina terhadap Rupiah sendiri berkisar Rp3.500 - Rp4.000-an.
Kehadiran Pasar Skouw ini membantu perekonomian di perbatasan. Pada saat sebelum pandemi bahkan peredaran uang/omzet di Pasar Skouw pernah mencapai Rp3 miliar/bulan.
Dari pantauan Bisnis di Pasar Skow 3 Oktober 2023, tampak para pedagang menjual berbagai macam barang-barang rumah tangga, rokok, buah-buahan hingga parfum.
“Untuk satu batang rokok ecer, kami jual seharga 1 Kina. Kalau untuk semangka setengah potong ini kami jual seharga 2 Kina,” kata Irma, salah seorang pedagang asal Tulungagung ini.
Irma yang suaminya bekerja sebagai pekerja proyek di Papua ini mengaku cukup terbantu ekonominya bisa berdagang di Pasar Skouw, apalagi pada saat hari pasar yang buka sejak pukul 08.00 WIT hingga 16.00 WIT khusus bagi warga Papua Nugini.
“Lumayan, kalau hari pasar itu ramai sekali, dagangan saya selalu hampir habis,” katanya.
Menjelang pukul 16.00 WIT, warga Papua Nugini pun bergegas untuk segera kembali ke negaranya. Tampak pula semacam angkutan umum telah menunggu mereka di depan gerbang batas wilayah Papua Nugini untuk mengantar kembali ke daerahnya.