Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih pensiun dan pulang ke Solo dibanding maju sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) usai lengser dari jabatannya pada 2024 nanti.
Jokowi menyampaikan hal itu merespons usulan dirinya supaya menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menggantikan Megawati Soekarnoputri yang telah menjabat selama 24 tahun.
“Waduh, saya mau pensiun pulang ke Solo,” katanya usai menghadiri perayaan HUT ke-78 TNI di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Kamis (5/10/2023).
Lebih lanjut, Presiden Ke-7 RI itu pun mengatakan bahwa ada banyak kader PDIP yang lebih muda dari dirinya.
Tak ragu, dia pun memerinci sejumlah sosok yang diyakininya mampu mengisi kursi kosong sepeninggalan Megawati pensiun sebagai Ketum PDIP itu. Mulain dari Puan Maharani dan Prananda Prabowo.
"[Politisi PDIP yang muda ada] Mbak Puan, Mas Prananda, gitu kan," pungkas Jokowi.
Baca Juga
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa trah Soekarno masih sentral dalam roda kepengurusan PDIP.
Hal ini disampaikannya sebagai tanggapan dari pernyataan Guntur Soekarnoputra, putra dari Soekarno yang menyebut bahwa Jokowi sangat mungkin menjadi ketua umum (ketum) PDIP usai lengser sebagai presiden.
"Bagi PDIP, semua ada tahapan-tahapannya. Tahapan saat ini adalah pemilu presiden yang serentak dengan pemilu legislatif," katanya di Gedung DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (2/10/2023).
Dia lantas menjelaskan bahwa setelah Pemilu 2024, akan diselenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) kelima, baru kemudian Kongres PDIP pada 2025.
Dalam periodisasi lima tahunan yang dijelaskannya, Kongres merupakan lembaga pengambil keputusan tertinggi dalam partai, termasuk penentuan ketua umum nantinya.
“Kultur PDI Perjuangan menyerap demokrasi arus bawah, yang menempatkan Bung Karno dan keluarga, khususnya Ibu Megawati tidak hanya sebagai pendiri tapi juga mampu melakukan suatu langkah-langkah konsolidasi kepartaian," kata Hasto.