Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kosovo Sebut Tingkah Serbia Mirip Rusia sebelum Invasi Ukraina!

Tindakan Serbia yang mengerahkan pasukan di perbatasan Kosovo mirip perilaku Rusia terhadap Ukraina sebelum memulai invasi.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic menegaskan bahwa ketegangan di wilayah konflik di Ukraina terus meningkat dan belum mencapai puncak eskalasi./TASS
Presiden Serbia Aleksandar Vucic menegaskan bahwa ketegangan di wilayah konflik di Ukraina terus meningkat dan belum mencapai puncak eskalasi./TASS

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Kosovo Donika Gervalla-Schwarz, Senin (2/10/2023), mengatakan bahwa tingkah Serbia yang mengerahkan pasukan di perbatasan Kosovo mengingatkannya kepada perilaku Rusia terhadap Ukraina sebelum memulai invasi.

Dia juga mendesak Uni Eropa (UE) untuk mengambil tindakan terhadap Serbia, seperti membekukan status pencalonan sebagai anggota yang masih berlangsung.

Peringatan itu muncul setelah Amerika Serikat pada Jumat menyatakan tengah memantau pergerakan militer Serbia di sepanjang perbatasan Kosovo, sehingga mengganggu stabilitas wilayah tersebut, bersamaan dengan NATO yang juga mengizinkan pengerahan pasukan penjaga perdamaian tambahan di Kosovo.

“Belum pernah ada pemusatan pasukan seperti ini dalam beberapa tahun terakhir,” kata Gervalla-Schwarz kepada stasiun televisi Jerman Deutschlandfunk, dikutip dari Reuters pada Senin (2/10/2023).

Dia menyoroti armada tank dan persenjataan yang dimiliki militer Serbia di kawasan perbatasan itu, yang memberikan pihaknya firasat buruk, karena Kosovo “tidak tahu bagaimana masyarakat internasional akan menanggapinya”.

Kekhawatiran yang sama juga disebabkan retorika Serbia dan “metode” yang menyerupai perilaku Rusia terhadap Ukraina.

"Itulah mengapa penting untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan," katanya.

Di sisi lain, Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan pada pekan lalu bahwa dia tidak bermaksud memerintahkan pasukannya melintasi perbatasan Kosovo, karena eskalasi konflik akan merugikan aspirasi Serbia untuk bergabung dengan UE.

Ketegangan meningkat antara kedua negara sejak baku tembak terjadi antara polisi dan etnis Serbia di sebuah biara di Kosovo bagian utara 10 hari yang lalu.

Kosovo, yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada 2008 usai pemberontakan gerilya dan intervensi NATO tahun 1999, menuduh Serbia mempersenjatai dan mendukung para pejuang Serbia.

Sementara itu, Serbia menuduh Kosovo memicu kekerasan karena gagal menerapkan kesepakatan yang sudah berlangsung satu dekade tentang otonomi lokal bagi warga Serbia di wilayah utara negara itu, tempat mereka menjadi mayoritas.

“Vucic tidak akan membiarkan hal ini terjadi jika kata-kata yang jelas tidak diucapkan dan dia tidak melihat konsekuensi atas tindakannya,” kata Gervalla-Schwarz.

Dia juga menyebutkan bahwa tindakan tersebut dapat mencakup penangguhan dana Uni Eropa untuk Serbia dan pembatalan status pencalonan keanggotaan negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper