Bisnis.com, JAKARTA - Hasil survei terbaru lembaga Indikator Politik Indonesia pada Sabtu (23/9/2023) menunjukkan bahwa elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo naik, sedangkan dua pesaingnya yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan kompak turun.
Adapun, survei tersebut dengan menanyakan responden tokoh yang akan dipilih dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Dalam simulasi tiga nama, Ganjar meraih peringkat teratas dengan 37,4 persen.
Prabowo menyusul Ganjar di posisi kedua dengan angka 33 persen, sedangkan Anies memiliki selisih cukup signifikan di peringkat ketiga dengan persentase sebesar 21,5 persen. Kemudian, 8,2 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
“Tren pada simulasi tiga nama ini menunjukkan Ganjar masih memimpin perolehan elektabilitas di antara calon-calon yang lain,” kata Burhanuddin Muhtadi selaku Peneliti Utama Indikator dalam paparannya, Sabtu (30/9/2023).
Lebih lanjut, jika dibandingkan dengan survei Indikator pada periode sebelumnya yaitu Juli 2023, tampak ada penurunan elektabilitas untuk Prabowo dan Anies. Sebaliknya, Ganjar cenderung naik.
Pada Juli 2023, elektabilitas Prabowo berada pada angka 33,2 persen atau turun 0,2 persen dan Anies 23,9 persen atau turun 2,4 persen. Di sisi lain, elektabilitas Ganjar sebelumnya adalah 35,2 persen, atau naik 2,2 persen pada survei terbaru.
Baca Juga
Tak jauh berbeda dengan simulasi tiga nama, dalam simulasi 10 nama tertutup, Ganjar kembali menjadi nama yang paling banyak disebut. Bacapres PDI Perjuangan (PDIP) itu meraih elektabilitas 34,2 persen.
Sementara itu, bacapres Gerindra Prabowo kembali membayangi Ganjar dengan angka 30,3 persen, dan Anies yang diusung NasDem bersama Koalisi Perubahan meraih 19,7 persen.
Adapun, nama-nama lain seperti Erick Thohir hingga Puan Maharani meraih kurang dari 3 persen, sekitar 9,8 persen responden belum menunjukkan pilihan.
Survei nasional Indikator Politik Indonesia ini dilaksanakan pada 25 Agustus sampai dengan 3 September 2023 dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi dan terdistribusi secara proporsional.
Dengan metode simple random sampling, ukuran sampel basis tersebut memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.