Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan sebanyak 80 permintaan pertemuan bilateral diajukan kepada Indonesia oleh negara-negara yang hadir dalam Sidang Majelis Umum ke-78 PBB.
Menlu RI mengatakan bahwa Indonesia sejauh ini telah melakukan 11 pertemuan bilateral dengan beberapa negara.
"Nanti kita lihat apakah waktunya memungkinkan semuanya. Perkiraan kita, sejauh ini mungkin kalau dapat lakukan adalah maksimal sekitar 40-50 pertemuan," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan untuk isu bilateral yang dibahas pastinya selalu terkait penguatan kerja sama perdagangan dan investasi.
"Dengan Palau secara khusus kita membahas kerja sama pembangunan dengan Pasifik, dan Indonesia mengundang Palau untuk hadir dalam KTT Archipelagic and Small Island States [AIS] yang akan dilakukan di Bali pada 11 Oktober nanti," katanya, dalam keterangan resmi.
Lebih lanjut, dengan Slowakia juga berupaya untuk membahas mengenai percepatan negosiasi Indonesia-EU CEPA (Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Uni Eropa).
Baca Juga
"Kita juga membahas, misalnya dengan Slowakia, aplikasi keanggotaan Indonesia di OECD [Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi] yang kemarin juga sudah disampaikan oleh Pak Dirjen," ujarnya.
Pertemuan bilateral itu juga untuk meminta dukungan pencalonan Indonesia di Dewan HAM untuk 2024 - 2026 yang pemilihannya akan dilakukan pada 10 Oktober nanti.
"Dengan US Congressman Eric Swalwell, saya sampaikan apresiasi atas pembentukan Friends of Indonesia Caucus di US Congress. Dan ini bentuk dukungan Congress terhadap penguatan hubungan kedua negara," ucapnya.
Sementara itu dengan Saint Lucia, Menlu mengatakan bahwa telah melakukan penandatanganan dua MoU.
"Penandatanganan dua MoU mengenai establishment of political consultation dan perjanjian bebas visa untuk pemegang paspor diplomatik dan dinas," tambahnya.
Lalu isu-isu multilateral juga dibahas di dalam setiap pembicaraan bilateral antara lain persatuan dan solidaritas Global South, termasuk untuk memperjuangkan hak pembangunan.
Khusus dengan USG UNOCHA Martin Griffiths, juga membahas upaya sinergi bantuan kemanusiaan untuk Myanmar.
"Jadi bagaimana kita mensinergikan bantuan dari UN dan bantuan dari Asean sehingga dampaknya dapat lebih dirasakan oleh rakyat Myanmar," ucapnya.
Kemudian, juga banyak sekali isu terkait perubahan iklim, yang nantinya bisa bekerja sama untuk menangani isu iklim tersebut.
"Berarti 11 pertemuan bilateral dan Insha Allah rencananya akan melaksanakan pertemuan bilateral dengan Portugal, Austria, Luksemburg, Jepang, Irlandia, Inggris, Jerman, banyak sekali," tambahnya.