Bisnis.com, SOLO - Kondisi Bromo semakin mengkhawatirkan, flare prewedding yang menyebabkan kebarakan beberapa waktu lalu "berubah" jadi tornado api.
Seperti diketahui, pada 6 September 2023 lalu terjadi insiden di bukit Teletubbies, Bromo. Bukit tersebut dilalap api yang berasal dari flare yang dinyalakan oleh pasangan yang tengah melakukan prewedding.
Asap dari flare tersebut masih mengepul di area tersebut pada Kamis pagi, 7 September 2023, sementara orang-orang yang terlibat kebakaran ini sudah diproses.
Meski demikian, kebakaran yang semula hanya berada di area Bukit Teletubbies kini semakin meluas. Pada 12 Seotember 2023 lalu, di Bromo muncul fenomena tornado api.
Memang tidak secara eksplisit disebutkan bahwa tornado api yang terjadi di Bromo tersebut adalah efek dari kebakaran flare preweeding.
Namun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofiska (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, dalam media sosial resminya @infobmkgjuanda menjelaskan tornado api disebabkan karena cuaca panas ekstrem.
Baca Juga
Tornado api adalah pusaran udara kecil, namun kuat, yang terjadi pada saat udara kering yang sangat panas dan tidak stabil di permukaan tanah naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya.
Peristiwa tersebut membentuk aliran udara ke atas berupa pusaran dan membawa debu serpihan atau puing-puing.
Faktor penyebabnya adalah pemanasan matahari pada permukaan tanah yang cukup intensif, jumlah tutupan awalnya sangat sedikit atau cuaca cerah, banyak debu dan pasti di permukaan tanah kelembaban rendah dan permukaan tanah yang kering.
Tanda-tanda ini mengacu pada efek kebarakan yang menyerang Bromo belakangan ini.
Selain itu, angin kencang juga menjadi pemicu pergerakan api. Kecepatan angin dapat dipicu faktor cuaca ataupun kebakaran itu sendiri.