Bisnis.com, JAKARTA - Penjaga Perbatasan Negara Latvia akan meminta pemerintah untuk menutup perbatasan Silene dengan Belarus setelah sejumlah besar orang mencoba menyeberang secara ilegal minggu lalu, Radio Latvia melaporkan pada 11 September.
Kepala Penjaga Perbatasan Guntis Pujats mengatakan di saluran LR1 bahwa selama tujuh hari terakhir, 892 pencari suaka dicegat saat mencoba memasuki Latvia dari Belarus, menjadikan minggu ini mungkin yang paling menegangkan dalam tiga tahun sejak tahun 2021.
Pejabat tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa orang berhasil menghindari keamanan dan melintasi perbatasan.
Selain penjaga perbatasan, Riga juga telah memanggil militer dan polisi untuk memperkuat perbatasannya dengan Belarus. Lituania juga setuju untuk mengirim 20 penjaga perbatasan tambahan untuk membantu Latvia.
Ketegangan di perbatasan Belarus dengan Polandia dan negara-negara Baltik telah meningkat sejak tahun 2021 ketika Minsk merekayasa krisis migran.
Kekhawatiran di kalangan anggota NATO di wilayah timur kembali meningkat setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, dan baru-baru ini ketika para pejuang Grup Wagner Rusia mulai pindah ke Belarus setelah pemberontakan singkat mereka melawan Kremlin.
Baca Juga
Menurut Pujats, Minsk dan Kremlin memutuskan untuk fokus pada Latvia sebagai target utama krisis migran yang mereka atur.
Radio Latvia mencatat bahwa jika penyeberangan Silene ditutup, Patarnieki akan menjadi satu-satunya pos pemeriksaan yang berfungsi. Kepala Penjaga Perbatasan Negara berharap penutupan Silene akan memberikan keleluasaan personel untuk mengamankan sisa perbatasan.
Latvia, Lituania, dan Polandia sebelumnya mengatakan bahwa mereka siap menutup sepenuhnya perbatasan mereka dengan Belarus jika terjadi "situasi kritis", karena khawatir akan meningkatnya krisis migrasi dan aktivitas Grup Wagner.