Bisnis.com, JAKARTA - Para pejabat Barat berkumpul di Uni Emirat Arab untuk membahas sanksi terhadap Rusia di tengah kekhawatiran bahwa ekspor teknologi tertentu dapat dijadikan senjata oleh militer Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.
Perwakilan dari AS, Inggris, dan UE membahas strategi untuk melawan penghindaran sanksi dan mencegah Rusia memperoleh teknologi AI yang canggih.
“UEA bekerja sama dengan teman dan sekutunya untuk mengatasi segala kekhawatiran sehubungan dengan sanksi terhadap Rusia,” kata seorang pejabat UEA kepada CNN.
Barang dan teknologi tertentu yang diklasifikasikan sebagai “penggunaan ganda”, yang berarti dapat digunakan baik untuk sipil maupun militer, telah mampu melewati pembatasan penjualan senjata ke Rusia.
Investigasi Telegraph menemukan bahwa Tiongkok telah mengirim barang-barang ke Rusia yang secara resmi diberi label penggunaan ganda tetapi jelas-jelas dimaksudkan untuk perang, seperti helikopter, drone, dan pemandangan optik.
Menurut CNN, kekhawatiran baru muncul terkait microchip yang diproduksi oleh raksasa teknologi Nvidia yang digunakan untuk kecerdasan buatan generatif.
Baca Juga
AS telah menambahkan pembatasan perizinan pada chip tersebut untuk pembeli di Timur Tengah, yang berfungsi sebagai pusat bisnis dan memelihara hubungan ekonomi dengan Rusia.
AS di masa lalu telah memberikan sanksi kepada entitas di UEA karena membantu transfer senjata Iran ke Rusia.
“UEA secara ketat mematuhi sanksi PBB dan memiliki proses yang jelas dan kuat untuk menangani entitas yang terkena sanksi, yang telah diterapkan terhadap sejumlah perusahaan,” kata pejabat UEA.
Kedatangan pejabat Barat di UEA terjadi segera setelah negara tersebut diundang untuk bergabung dengan BRICS, blok geopolitik yang dipimpin oleh Tiongkok dan Rusia.