Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disinggung Gus Yahya, Cak Imin Klaim Tidak Pernah Bawa-bawa NU

Cak Imin mengaku tidak pernah membawa-bawa nama Nadhlatul Ulama (NU) untuk melakukan kegiataan berpolitik.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) menyalami pendukungnya seusai menyerahkan berkas bakal calon legislatif (bacaleg) partainya untuk Pemilu 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). PKB mendaftarkan 580 bacaleg Pemilu 2024 ke KPU. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/AWW.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) menyalami pendukungnya seusai menyerahkan berkas bakal calon legislatif (bacaleg) partainya untuk Pemilu 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Sabtu (13/5/2023). PKB mendaftarkan 580 bacaleg Pemilu 2024 ke KPU. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/AWW.

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengaku tidak pernah membawa-bawa nama Nadhlatul Ulama (NU) ketika berpolitik praktis.

Hal ini sempat disinggung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya beberapa waktu lalu. 

Saat itu Gus Yahya menyinggung bahwa tidak ada calon (capres/cawapres) yang berasal dari NU. 

Menanggapi singgungan ini, Cak Imin yang sudah dideklarasikan menjadi calon wakil presiden (cawapres) mengaku tidak pernah membawa-bawa NU.

"Saya tidak pernah bawa-bawa NU. Saya enggak pernah bawa-bawa PBNU," ujar Cak Imin di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2023).

Meski demikian, klaimnya, masyarakat sudah mengenal sosok Cak Imin sebagai tokoh NU.

"Tapi saya dari lahir sampai sekarang, orang tahu saya adalah NU," jelas Cak Imin diikuti tawa.

Sebelumnya, Gus Yahya kerap mengingatkan agar pengurus NU tidak ikut politik praktis. Dia tak ingin sesama warga Nahdliyin atau NU terpecah akibat pilihan politik.

Gus Yahya pun memilih agar menjaga netralitas NU dari politik praktis. Dengan begitu, lanjutnya, kondusifitas sesama warga dan masyarakat seluruhnya dapat terjaga.

"Kita berkonsolidasi untuk menjaga jangan sampai warga NU khususnya dan masyarakat umumnya terpecah-belah gara-gara politik. Sekarang ini pokoknya, yang penting kita ajak semua orang sudahlah, sampeyan mau pilih [siapa terserah]," ucap Gus Yahya seperti yang disiarkan kanal YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, dikutip Selasa (16/5/2023).

Dia pun menegaskan, identitas NU tak boleh dimonopoli oleh satu pihak atau partai politik tertentu seperti PKB. NU, lanjutnya, untuk semua warga.

"Kita ini cuma bilang NU untuk semua, NU tidak hanya untuk satu partai politik saja, dan itu keputusan Muktamar, gitu lho," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper