Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan bahwa penyelidikan independen tidak menemukan bukti bahwa kapal Rusia telah mengumpulkan senjata dari negara tersebut pada akhir tahun lalu dengan tujuan Rusia.
Dalam klaim yang memicu pertikaian diplomatik, duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Afrika Selatan, Reuben Brigety, mengatakan kepada wartawan lokal pada bulan Mei bahwa kapal kargo Rusia Lady R telah mengunggah senjata di pangkalan angkatan laut dekat Cape Town pada bulan Desember.
Tuduhan AS menimbulkan pertanyaan mengenai sikap Afrika Selatan yang menyatakan tidak memihak dan netralitas atas perang Rusia di Ukraina dan kekhawatiran akan kemungkinan sanksi Barat.
Dalam pidatonya di depan negara, Ramaphosa, Minggu (3/9/2023), mengatakan tuduhan tersebut berdampak buruk terhadap perekonomian Afrika Selatan dan kedudukannya di dunia.
“Panel menemukan bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim bahwa kapal tersebut mengangkut senjata dari Afrika Selatan dengan tujuan Rusia,” kata Ramaphosa.
Tidak ada izin yang dikeluarkan untuk ekspor senjata dan tidak ada senjata yang diekspor, tambahnya.
Baca Juga
Ramaphosa mengatakan kapal tersebut berlabuh di pangkalan itu untuk mengirimkan peralatan yang telah dipesan untuk Angkatan Pertahanan Nasional Afrika Selatan pada tahun 2018 oleh perusahaan pengadaan senjata Afrika Selatan Armscor.
Dia mengatakan dia tidak bisa mengungkapkan rincian peralatan yang diturunkan karena hal itu dapat membahayakan operasi militer penting dan membahayakan nyawa tentara Afrika Selatan.
“Jika semua hal dipertimbangkan, tidak ada satu pun tuduhan yang dibuat mengenai pasokan senjata ke Rusia yang terbukti benar. Tak satu pun dari orang-orang yang melontarkan tuduhan ini dapat memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim yang dilontarkan terhadap negara kita,” tegasnya.
Ketika tuduhan tersebut dilontarkan, para pejabat Afrika Selatan dengan cepat menolak klaim tersebut, dan Ramaphosa meluncurkan penyelidikan independen yang dipimpin oleh seorang pensiunan hakim.