Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku miris bahwa hubungan manusia dengan alam seringkali terlupakan oleh masyarakat, padahal dunia tengah menghadapi fenomena gelombang panas atau super El Nino.
Hal ini disampaikan Jokowi pada peresmian Pembukaan Kongres Nasional (Mahasabha XIII) Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Tahun 2023, di Auditorium Universitas Tadulako, Palu, Rabu (30/8/2023).
“Hubungan manusia dengan alam ini yang sering terlupakan dalam kehidupan modern. Semua berpikir seakan alam baik-baik saja, tetapi tiba-tiba datang gelombang panas di hampir sebagian Negara di dunia ini. Kita semuanya sekarang dihantui yang namanya perubahan iklim,” ujarnya dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (30/8/2023).
Dia melanjutkan bahwa dalam menghadapi perubahan iklim, semua Negara pun kembali bersaing dan berbondong-bonding masuk ke sektor ekonomi hijau atau green economy, mulai dari pembiayaan dan pendanaan berkonsentrasi untuk lari ke industri hijau.
Jokowi menyebut bahwa setiap Negara menggalakkan penggunaan energi dengan beralih semuanya ke energi hijau dalam rangka mengurangi dampak dari perubahan iklim.
Orang nomor satu di Indonesia itu pun menilai agar masyrakat melihat fenomena tersebut bukan sebagai tantangan, tetapi sekaligus menjadi sebuah peluang.
Baca Juga
Apalagi, Indonesia punya kemampuan untuk mengembangkan energi hijau yang tentunya turut berdampak terhadap ekonomi hijau.
Kepala Negara pun mencontohkan dari sisi potensi, Indonesia memiliki 434.000 energi hijau. Baik dari energi panas bumi (geothermal) di angka 24.000 megawatt, tenaga air (hydro power) melalui sungai yang ada. Mengingat, terdapat 4.400 sungai di Indonesia dengan potensi energi hingga 95.000 megawatt.
Tak hanya itu, dia melanjutkan dari sisi tenaga surya atau menggunakan solar panel, Indonesia juga memiliki potensi 169.000 megawaat.
Kemudian, tenaga angin di beberapa Provinsi telah diuji coba dengan hasil yang baik yakni Tanah Air memiliki kemampuan energi di 68.000 megawatt.
Menurutnya, dengan ragam potensi yang dimiliki mampu menarik investasi ke depannya.
Oleh sebab itu, strtegi pemerintah saat ini adalah membangun kawasan industri hijau atau green industrial park seluas 30.000 hektare di Kalimantan Utara.
“Semuanya menggunakan energi hijau dari Sungai Kayan yang ada di sana. Kekuatan [energi hijau] ini kalau kita gunakan betul akan menjadi sebuah kekuatan Negara, karena Negara lain tidak memiliki potensi energi sebesar itu, yakni 434.000 megawatt adalah kekuatan besar,” ucapnya.
Oleh sebab itu, dia menilai menjadi kewajiban bersama untuk selalu konsisten bagi seluruh pihak terhadap visi Negara utamanya visi taktis, strategi besar dalam bersaing dengan Negara lain.
“Hilirisasi yang sering saya sampaikan di mana-mana itu kalo konsisten kita lakukan akan melompatkan Negara ini menjadi Negara maju,” pungkas Jokowi.