Bisnis.com, JAKARTA – Perekayasa Ahli Utama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tri Handoko Seto, angkat suara tentang manfaat water mist generator (WMG) yang bakal wajib dipasang para pengelola gedung tinggi di Jakarta untuk menekan polusi udara.
Seperti diketahui, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bakal mewajibkan 300 gedung tinggi di Jakarta memasang pompa bertekanan tinggi atau WMG untuk mengatasi kualitas udara yang buruk di Ibu Kota. Setidaknya, ada 300 perusahaan yang sudah didata dan akan dilakukan sosialisasi pemakaian WMG sebelum menjadi kewajiban untuk memasang alat seharga Rp50 juta itu di atap gedung.
“Dari data yang saya terima adalah 300 sekian gedung,” ujar Heru di Gedung PT Astra International Tbk (ASII), Jakarta Pusat yang dikutip Rabu (30/8/2023).
Handoko, mantan Kepala Balai Besar Teknik Modifikasi Cuaca (TMC), menjelaskan bahwa WMG akan dipasang di gedung tinggi dan air yang akan disemprotkan ke atas berupa kabut.
"Mist generator dipasang di rooftop gedung-gedung tinggi minimal 20 meter sehingga volume sapuannya besar. Air yang keluar berupa kabut sehingga tidak diperlukan air yang banyak," katanya, saat dihubungi Bisnis, Selasa (29/8/2023).
Dia pun menjelaskan perbedaan water mist dan water canon yang sebelumnya telah dilakukan untuk mengatasi polusi udara Jakarta. Jika water mist disemprotkan dari gedung tinggi, maka water canon disemprotkan dari darat dan lebih membutuhkan banyak air.
Baca Juga
"Water canon disemprotkan dari darat sehingga volume sapuannya kurang besar dan kebutuhan airnya sangat banyak," ucapnya.
Lebih lanjut, pemakaian air yang cukup banyak untuk mengatasi polusi udara, dalam beberapa riset di China menunjukkan justru akan berpotensi menimbulkan persoalan baru. Residunya bisa menjadi sumber polutan, apalagi jika yang disemprotkan merupakan air sungai, tambahnya.
Menurutnya, jika ada banyak awan maka modifikasi cuaca akan sangat efektif untuk diterapkan dalam mengatasi polusi udara. Namun, kendala yang dialami saat ini, yaitu tidak banyak awan, bahkan dia memprediksi akan sangat sulit menemukan awan sebulan ke depan.
"Jika banyak awan yang tumbuh maka modifikasi cuaca paling efektif, tetapi masalahnya saat ini tidak banyak awan yang tumbuh bahkan sebulan ke depan semakin sulit ditemukan awan," ucapnya.
Pada kondisi seperti itu, maka water mist generator menjadi opsi yang perlu diambil sebagai upaya mengurangi polusi.
Adapun opsi lain untuk mengatasi polusi udara Jakarta yakni dengan rekayasa atmosfir. Pada metode ini, suhu diubah pada ketinggian tertentu, sehingga polutan dapat terangkat ke atas, sehingga polusi di pemukaan bisa berkurang.
Dia menyebut bahwa untuk mengatasi polusi udara Jakarta metode water canon, water mist dan modifikasi cuaca, dapat diterapkan hanya saja terganggu kondisi cuaca, dan efektivitasnya bergantung pada keadaan.
"Semua punya karakteristik sendiri-sendiri, dan itu sangat tergantung kondisi cuaca harian, yang paling efektif adalah jika dilakukan semuanya," ucapnya.
Disebutkan bahwa El Nino yang terjadi saat ini bisa berlangsung hingga akhir tahun ini, tetapi November akan masuk musim hujan.
"El Nino bisa terjadi sampai akhir tahun, tetapi mulai bulan November akan masuk musim hujan maka dampak El Nino tidak terlalu terasa," ujarnya.
BMKG memprediksi bahwa Ibu Kota Jakarta akan sangat kering pada September, bahkan Oktober masih cukup kering. Ancaman polusi akan semakin meningkat pada bulan September.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan Pemprov DKI Jakarta telah berkoordinasi dengan Kemenko Marves, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan BMKG untuk melakukan uji coba water mist.
BRIN telah diminta oleh Kemenko Marves untuk membuat alat water mist generator, dan sudah diuji coba di gedung Pertamina. Hasilnya menurunkan kadar PM 2.5 yang ada di sekitar gedung tersebut.