Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia berusaha mengintimidasi dan melecehkan pegawai Washington setelah media pemerintah Rusia melaporkan bahwa seorang mantan pegawai konsulat AS didakwa mengumpulkan informasi mengenai perang di Ukraina atas nama Washington.
Kantor berita TASS yang dikelola pemerintah Rusia mengutip layanan keamanan FSB Rusia yang mengatakan bahwa Robert Shonov, seorang warga negara Rusia, telah memberikan informasi kepada staf kedutaan AS di Moskow tentang bagaimana wajib militer Rusia untuk perang di Ukraina memengaruhi ketidakpuasan politik di dalam negeri Rusia menjelang Pilpres AS 2024.
Tuduhan kerja sama secara rahasia dengan negara asing diancam hukuman penjara maksimal delapan tahun penjara.
“Penargetan Rusia terhadap Shonov berdasarkan undang-undang kerja sama rahasia hanya menyoroti tindakan represif yang semakin meningkat yang dilakukan pemerintah Rusia terhadap warga negaranya sendiri,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam sebuah pernyataan pada Senin (28/8/2023).
Dia mengatakan bahwa Shonov memberikan layanan kepada Kedutaan Besar AS di Moskow dengan kepatuhan yang ketat terhadap hukum dan peraturan Rusia.
“Kami sangat memprotes upaya dinas keamanan Rusia untuk mengintimidasi dan melecehkan karyawan kami,” kata Miller dalam pernyataannya dan menambahkan bahwa Washington mengetahui FSB juga telah memanggil dua diplomat yang bekerja di kedutaan AS di Moskow sehubungan dengan kasus ini.
Baca Juga
Shonov yang ditahan sejak Mei 2023 bekerja di Konsulat Jenderal AS di Kota Vladivostok, Rusia Timur selama lebih dari 25 tahun hingga Rusia memerintahkan pemberhentian staf lokal misi AS pada tahun 2021.
“Satu-satunya peran Shonov pada saat penangkapannya adalah mengumpulkan ringkasan pers dari sumber media Rusia yang tersedia untuk umum,” kata Departemen Luar Negeri setelah penangkapannya pada Mei 2023.
FSB mengatakan pihaknya juga berencana untuk menanyai dua pegawai kedutaan AS yang diidentifikasi sebagai Jeffrey Silin dan David Bernstein yang bekerja di departemen politik pada misi diplomatik di Moskow yang melakukan kontak dengan Shonov.
“Fakta bahwa dia diadili berdasarkan undang-undang kerja sama rahasia menyoroti penggunaan undang-undang yang semakin represif oleh Federasi Rusia terhadap warga negaranya sendiri,” tambah Shonov.
FSB mengatakan Shonov mulai memberikan informasi kepada para diplomat AS pada September 2022 tentang perang di Ukraina dan akibat mobilisasi orang Rusia untuk berperang dalam perang tersebut.
Shonov ditugaskan untuk mengukur sentimen protes menjelang pemilihan presiden yang dijadwalkan tahun depan di Rusia. (Nizar Fachri Rabbani)