Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buka Suara Soal Kritik Megawati, KPK : Barangkali Prihatin

KPK buka suara soal kritik Megawati terkait dengan efektivitas penanganan korupsi.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dan Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri pada konferensi pers penahanan Komisaris Utama PT Multi Grafika Cipta Sejati Mulsunadi Gunawan terkait dengan kasus suap di Basarnas, Gedung Merah Putih KPK, Senin (31/7/2023). JIBI/Bisnis-Dany Saputra.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dan Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri pada konferensi pers penahanan Komisaris Utama PT Multi Grafika Cipta Sejati Mulsunadi Gunawan terkait dengan kasus suap di Basarnas, Gedung Merah Putih KPK, Senin (31/7/2023). JIBI/Bisnis-Dany Saputra.

Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara soal kritik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait dengan efektivitas penanganan korupsi lembaga tersebut. 

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan bahwa pernyataan Megawati sudah diklarifikasi oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

Alex, sapaannya, menilai bahwa komentar Presiden ke-5 RI itu merupakan bentuk prihatin terhadap kondisi korupsi di Tanah Air. 

"Barangkali Bu Mega itu prihatin sudah 20 tahun KPK berdiri kenapa korupsi masih terjadi. Bahkan kalau dilihat dari indeks persepsi korupsi malah turun," ujarnya pada konferensi pers, Rabu (23/8/2023).

Alex pun menyampaikan bahwa dirinya turut prihatin terhadap praktik korupsi di Indonesia, sebagaimana Megawati. Oleh karena itu, dia menilai penanganan korupsi tidak hanya bisa mengandalkan KPK. 

"Kalau menyangkut keprihatinan, loh saya di sini delapan tahun, prihatin juga saya," tutur Alex. 

Pimpinan KPK berlatar belakang hakim pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) itu mengatakan bahwa pemberantasan korupsi di Tanah Air melibatkan seluruh elemen bangsa, termasuk aparat penegak hukum lain yang berwenang untuk menindak korupsi. 

Alex pun mengakui bahwa penegak hukum lain yang berwenang untuk menindak korupsi saat ini tengah agresif dalam melaksanakan fungsinya, seperti Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Polri.

Dia berharap kedua lembaga tersebut memanfaatkan sumber dayanya hingga di daerah untuk memberantas korupsi. 

"Mereka punya aparat tidak hanya di pusat tapi di seluruh daerah dan saya kira kalau mereka betul-betul concern, dan betul-betul peduli terhadap pemberantasan korupsi, tentu mereka tidak segan-segan menindak para kepala daerah atau pejabat daerah yang terbukti melakukan korupsi," ujarnya. 

Sebelumnya, Megawati mengaku sempat meminta Presiden Joko Widodo untuk membubarkan KPK. Hal tersebut lantaran KPK dinilai sudah tak efektif dalam menjalankan tugasnya. 

"Saya sampai kadang-kadang bilang sama Pak Jokowi, sudah deh, bubarkan saja KPK itu Pak, menurut saya nggak efektif," kata Megawati dalam acara sosialisasi buku teks utama pendidikan pancasila, di Jakarta Selatan, Senin (21/8/2023).

Dia juga mempertanyakan kemauan kinerja KPK yang menjadi akar persoalan dalam menuntaskan kasus korupsi di Indonesia seiring dengan kemiskinan yang masih merajalela.

"Lihatlah rakyat yang masih miskin. Ngapain kamu korupsi akhirnya masuk penjara juga. Bohong kalau nggak kelihatan, persoalannya penegak hukumnya mau tidak menjalankan hukum Indonesia ini yang sudah susah-susah saya buat KPK itu. Itu persoalannya, itu persoalannya," tutur Megawati.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper