Bisnis.com, SOLO - Tindakan berbahaya dari Penjaga Pantai China (CCG) terhadap kapal Penjaga Pantai Filipina (PCG) Filipina dikecam publik.
Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan video pergerakan kapal CCG yang menembakkan meriam air ke kapal Filipina di Laut China Selatan pada Sabtu (5/8/2023).
Kapal PCG tersebut diketahui mengawal kapal pribumi yang disewa oleh Angkatan Bersenjata Filipina (AFP).
Dari video yang beredar, lontaran meriam air dengan tekanan besar diarahkan ke kapal Filipina yang ukurannya hanya seperempat kapal CCG.
Akibatnya, kapal Filipina pun langsung berbelok menghindari lontaran meriam air yang ditembakkan oleh CCG.
Juru Bicara Penjaga Pantai Filipina Jay Tarriela mengatakan bahwa kapal tersebut mengirimkan makanan, air, bahan bakar, dan perbekalan lainnya kepada pasukan militer Filipina yang ditempatkan di BRP Sierra Madre di Dangkalan Ayungin.
Baca Juga
"Tindakan CCG tersebut tidak hanya mengabaikan keselamatan awak PCG dan kapal pasokan, tetapi juga melanggar hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut [UNCLOS] 1982, Konvensi tentang Peraturan Internasional untuk Mencegah Tabrakan 1972 di Laut [COLREGS], dan Penghargaan Arbitrase 2016," katanya, di Twitter pada Minggu (6/8/2023).
Dia mengatakan bahwa PCG telah meminta Penjaga Pantai China untuk menahan pasukannya, menghormati hak kedaulatan Filipina di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kontinennya.
Selain itu, dia juga menekan CCG untuk mengambil tindakan yang tepat terhadap individu yang terlibat dalam insiden yang melanggar hukum tersebut.
"Kami meminta Penjaga Pantai China sebagai organisasi dengan tanggung jawab untuk mematuhi kewajiban negara berdasarkan UNCLOS, COLREG, dan instrumen terkait keselamatan dan keamanan maritim internasional lainnya, untuk menghentikan semua aktivitas ilegal di dalam zona maritim Filipina," ujarnya.
Sementara itu, dia juga menyinggung kesepakatan saat Presiden Filipina Marcos dan Presiden China Xi Jinping bertemu di Beijing, untuk mengelola perbedaan melalui cara-cara damai.
Keduanya telah sepakat untuk mempromosikan kebebasan navigasi dan penerbangan di atas Laut Cina Selatan, dan mencapai konsensus atas penyelesaian perselisihan secara damai atas dasar Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Akan tetapi, dia merasa heran, karena di bulan yang sama, nelayan Filipina yang mencari ikan di ZEE Filipina diganggu dan diusir oleh Penjaga Pantai China.
Diketahui, insiden penembakan meriam air itu berlangsung di dekat Second Thomas Shoal, yang juga dikenal sebagai Ayungin Shoal, sebuah atol di Kepulauan Spratly di LCS yang berjarak 105 mil laut sebelah barat Palawan, Filipina.
Atol tersebut saat ini memang diklaim oleh beberapa negara, meski sedang diduduki secara militer oleh Filipina.
Unconfirmed video of dangerous & hostile action yesterday by #China Coast Guard against small, unarmed Philippine vessel manned by the #Philippines Navy on its way to resupply its Ayungin (2nd Thomas) Shoal outpost in the #SouthChinaSea
— Indo-Pacific News - Geo-Politics & Defense News (@IndoPac_Info) August 6, 2023
Via @JayBatongbacalpic.twitter.com/KpVYFNUDuh