Bisnis.com, JAKARTA – Pembicaraan yang dimulai Arab Saudi akhir pekan ini untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina akan sulit, tetapi Kyiv sedang membujuk lebih banyak negara untuk mendukung formula perdamaiannya, kata kepala delegasi Ukraina pada Jumat (4/8/2023).
Dilansir dari Reuters, Ukraina dan sekutunya berharap pertemuan di Jeddah yang berlangsung 5 hingga 6 Agustus, dengan penasihat keamanan nasional dan pejabat senior lainnya dari sekitar 40 negara akan menyepakati prinsip-prinsip kunci tentang cara mengakhiri perang di Ukraina.
"Saya perkirakan pembicaraan akan sulit, tetapi di belakang kita ada kebenaran dan kebaikan," kata Andriy Yermak, Kepala Kantor Presiden Volodymyr Zelensky, dan utusan utamanya untuk pembicaraan itu.
Forum tersebut tidak menghadirkan Rusia, tetapi Kremlin mengatakan akan mengawasi pertemuan tersebut. China mengatakan pada Jumat (4/8/2023) bahwa pihaknya akan mengirimkan Utusan Khusus untuk Urusan Eurasia, Li Hui, pada pembicaraan tersebut.
"Kami memiliki banyak perbedaan pendapat dan kami telah mendengar posisi yang berbeda, tetapi yang penting prinsip kami sama," katanya.
Pejabat Ukraina, Rusia, dan internasional mengatakan tidak ada prospek pembicaraan damai langsung antara Ukraina dan Rusia saat ini karena perang terus berkecamuk dan Ukraina berusaha merebut kembali wilayah melalui serangan balasan.
Baca Juga
Namun, Ukraina bermaksud membangun koalisi dukungan diplomatik yang lebih besar di luar pendukung inti, Barat, dengan menjangkau negara-negara selatan seperti India, Brasil, dan Afrika Selatan.
Zelensky berharap prakarsa itu akan mengarah pada pertemuan puncak para pemimpin dunia pada musim gugur ini untuk mendukung prinsip-prinsip perdamaian berdasarkan formula 10 poin yang dibuatnya.