Bisnis.com, JAKARTA — Peta politik di Indonesia jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 masih cukup dinamis. Partai politik masih melakukan berbagai penjajakan koalisi.
Bahkan, peluang memunculkan figur calon presiden (capres) baru masih terbuka di luar tiga kandidat presiden yang saat ini mengisi tiga besar elektabilitas teratas.
Saat ini, elektabilitas tertinggi untuk figur capres masih diisi oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies R. Baswedan.
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan peluang munculnya capres di luar tiga figur teratas masih terbuka.
"Bagi PAN sudah dikomunikasikan, tidak menutup kemungkinan munculnya poros keempat. Mendorong Pak Zul [Zulkifli Hasan Ketua Umum PAN] maju. Bersama siapa? Salah satu yang kami pertimbangkan dengan Pak Airlangga [Airlangga Hartarto Ketua Umum Partai Golkar]," kata Eddy saat berbincang untuk Program Ngeklik Bisnis TV.
Sejauh ini, PAN dan Golkar tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu. Gabungan perolehan suara keduanya, dinilai cukup untuk mengusung pasangan capres-cawapres di Pemilu 2024.
Berdasarkan Pasal 222 Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, syarat pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah secara nasional pada Pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, Golkar memiliki 85 kursi di DPR dan PAN mempunyai 44 kursi. Gabungan kursi keduanya mencapai hampir 23% dan memenuhi syarat untuk mengusung calon pasangan di Pilpres 2024.
Menurut Eddy, peluang munculnya poros keempat yang melibatkan PAN dan Golkar cukup terbuka untuk mengimbangi kekuatan tiga poros yang saat ini muncul dari kandidat presiden yang ada.
Dampaknya bagi parpol dengan mengusung kandidat dari kader sendiri, katanya akan jauh lebih baik untuk mendongkrak perolehan suara.
"Walaupun nanti di Pilpres kalah, tapi dengan mengusung kader sendiri, akan lebih baik untuk perolehan suara partai. Tinggal nanti di putaran kedua [Pilpres], kami bergabung dengan partai lain lagi," katanya.
Selain peluang memunculkan poros baru, Eddy menyatakan PAN sampai saat ini tetap dalam keputusannya untuk mengusung Menteri BUMN Erick Thohir sebagai kandidat wakil presiden.
Dari berbagai temuan lembaga survei, nama Erick Thohir memiliki elektabilitas tinggi sebagai cawapres.
PAN, kata Eddy sudah melakukan komunikasi dengan partai politik lain seperti PDI Perjuangan dan Partai Gerindra, untuk membuka peluang bagi Erick Thohir agar dapat disandingkan sebagai cawapres mendampingi Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto.