Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melki Mekeng menyatakan internal partai masih solid meski ada dorongan untuk musyawarah nasional luar biasa (munaslub) dari beberapa kader senior.
Melki meyakini, pihak yang mendorong penyelenggaraan munaslub untuk menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar hanya bersifat individual. Sementara itu, lanjutnya, jajaran pengurus pusat hingga daerah masih solid mendukung Airlangga.
"Enggak ada, enggak ada dinamika. Itu dia saja [pihak yang ingin munaslub]. Masih solid, enggak ada masalah," ujar Melki saat dihubungi, Kamis (27/7/2023).
Dia mengaku bingung dengan sikap anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam yang ingin Airlangga dilengserkan padahal Pemilu 2024 sudah dekat. Menurutnya, tak ada faktor mendesak yang mengharuskan Airlangga mundur sebagai ketua umum partai.
"Urusan apa mundur? Kalau dibilang elektoral, memangnya ada di dalam AD/ART kalau elektoral rendah harus mundur? Kan enggak ada," jelasnya.
Lagi pula, lanjutnya, Airlangga tak mesti jadi calon presiden atau wakil presiden (capres atau cawapres) usungan Partai Golkar di Pilpres 2024.
Baca Juga
"Hasil Munas 2019 itu tidak mengatakan bahwa Airlangga harus capres-cawapres. Airlangga diberikan kewenangan untuk menentukan capres dan cawapres, bukan dia. Tidak selamanya harus Airlangga," jelas Melki.
Apalagi, bila dikaitkan dengan pemeriksaan Airlangga oleh Kejaksaan Agung sebagai saksi kasus kasus korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya. Melki menggarisbawahi tak ada yang salah menjadi saksi kasus hukum.
"Kecuali dia sudah ditetapkan sebagai tersangka, itu lain. Tapi kalau baru dipanggil saksi, setiap orang sebagai warga negara itu kalau dipanggil menjadi saksi wajib datang," ucapnya.
Oleh sebab itu, Melki menganggap Ridwan Hisjam sebagai pengacau partai. Padahal, menurutnya, energi Ridwan akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk membantu pemenangan partai pada Pemilu 2024.
"Artinya memang Ridwan ini adalah pengacau partai, bukan lagi pengacau Airlangga, pengacau partai. Orang kita ini lagi berjuang untuk menjadi partai ini dapat kursinya lebih dari 85 [di DPR RI], kok ini yang bikin kuyuk-kuyuk. Dia sudah enggak jadi caleg, makanya enggak pusing," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Ridwan Hisjam mengaku sudah menemui para kader senior Partai Golkar untuk membahas wacana pelaksanaan munaslub untuk memilih ketua umum baru menggantikan Airlangga Hartarto.
Ridwan mengatakan dirinya sudah temui setidaknya tiga mantan ketua umum Partai Golkar untuk meminta pendapat mereka.
"Saya sudah keliling, saya sudah ketemu Bang Akbar [Tandjung], saya ketemu Ical [Aburizal Bakrie] sudah. Saya bulan puasa saya ketemu senior-senior semua, Pak Agung Laksono," jelasnya di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023).
Meski demikian, dia tak menerangkan hasil pertemuan itu. Dia hanya mendesak agar Airlangga mundur dari jabatan ketua umum Partai Golkar.
Alasannya adalah elektabilitas Golkar terus turun sejak dipimpin Airlangga. Begitu juga elektabilitas Airlangga yang tak kunjung naik meski diusung jadi calon presiden (capres) oleh partai. Apalagi, Airlangga juga kini diperiksa sebagai saksi oleh Kejaksaan Agung.
"Sehingga saya mengimbau segera mengundurkan diri selamatkan Partai Golkar," ungkapnya.
Acara GMPG Ricuh
Sementara itu, acara diskusi bertajuk 'Selamatkan Partai Golkar: Menuju Kemenangan Pileg 2024' yang diselenggarakan Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) berakhir ricuh. Lantaran, massa tak dikenal membubarkan acara itu secara paksa.
Bahkan, beberapa wartawan yang ingin meliput kejadian menjadi korban. Ada yang wajahnya dipukul hingga dilempari kursi.
Kejadian itu terjadi di Pulau Dua Restoran Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (27/07/2023) kemarin. Inisiator GMPG Almanso Bonara sempat berdiskusi dengan massa yang tak dikenal itu.
Menurutnya, massa itu mengaku dari Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan disuruh oleh Airlangga untuk membubarkan acara yang akan berbicara soal wacana munaslub itu.
Meski demikian, Melki merasa itu tuduhan serius. Menurutnya, tuduhan itu harus dibuktikan sehingga tak jadi fitnah.
"Ini mereka harus buktikan itu. Kalau enggak mereka juga bisa dituntut balik pencemaran nama baik dan fitnah. Jadi jangan asal ngomong seolah-olah Airlangga," ucap Melki.
Sebelumnya, Airlangga mengatakan tak mengetahui kabar mengenai kerusuhan di acara ‘Selamatkan Partai Golkar: Menuju Kemenangan Pileg 2024’.
Hal ini disampaikannya usai mengikuti rapat terbatas (ratas) terkait dengan Devisa Hasil Ekspor dari Barang Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) di Istana Negara, Rabu (26/7/2023).
“Waduh saya belum tahu, belum dengar juga,” katanya Airlangga saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (26/7/2023).
Sejak kemarin, Bisnis sudah coba menghubungi Ketua Harian AMPG Syahmud Ngabalin untuk mengonfirmasi terkait kebenaran massa tak dikenal itu memang berasal dari AMPG. Meski demikian, hingga kini belum ada respons dari Syahmud.