Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin mengaatakan pemerintah mendorong konsep ‘keroyokan’ untuk mewujudkan prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada 2024 dari saat ini 21,6 persen.
Orang nomor dua di Indonesia itu menekankan diperlukan upaya bersama untuk mencapai target yang telah ditetapkan, salah satunya dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga hingga pemerintah daerah serta kementerian/lembaga terkait.
"Hampir semua daerah yang saya kunjungi sudah menjalani konsep keroyokan, jadi mengeroyok stunting, dan partisipasi mulai dari membagikan telur banyak sekali, di daerah-daerah membagikan itu. Sehingga kami yakin bisa tercapai 14 persen. Bahkan, bisa melampaui itu,” ujarnya dikutip melalui Youtube Sekretariat Wapres, Minggu (27/7/2023).
Lebih lanjut, Ma’ruf mengatakan bahwa Pemerintah memiliki target 3,8 persen untuk penurunan stunting per tahun pada 2023 dan 2024 mendatang. Hal ini dilakukan agar target 14 persen pada 2024 bisa tercapai.
“Kenapa kami yakin, karena di beberapa daerah itu ada yang sudah di bawah 10 persen, ada yang bisa menurunkan 6 persen dalam satu tahun,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan bahwa konsep keroyokan merupakan upaya gotong-royong yang dilakukan bersama-sama tak hanya tingkat pemerintah, tetapi lingkup kecil seperti tetangga.
Baca Juga
“Beberapa tempat juga ada pengalaman dikeroyok oleh tetangga kiri-kanan, disamping oleh konvensional [bantuan pemerintah] yaitu diurus Pemda, kami juga ada bantuan asupan gizi apalagi di tempat yang stunting tinggi, yang sudah mandiri kita minta berbagi pengalaman. Jadi kami percaya diri bisa tercapai pada 2024 untuk 14 persen itu,” ucap Ganjar.
Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang diusung PDIP itu mengatakan bahwa penanganan kasus stunting dengan metode herbal yang diciptakan oleh kader Posyandu Pundungsari, Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo menjadi salah satu tolak ukur yang berhasil menurunkan stunting dengan cepat.
Herbal yang dimaksud merupakan suplemen berbahan algae spirulina yang bermanfaat untuk mencukupi multivitamin serta mineral alami untuk anak stunting.
“Konsepnya sama dengan Pak Wapres yaitu keroyokan, pengalaman di Sukoharjo itu ada makanan tambahan dengan herbal yang dibuat lokal dan itu ternyata meningkatkan nafsu makan dan menekan cukup tinggi [stunting],” tandas Ganjar.
Berdasarkan elektronik pencatatan dan pelaporan gizi balita berbasis masyarakat (e-PPBGM) dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil menurunkan angka stunting di Jawa Tengah.
Adapun, angka stunting di Jawa Tengah pada 2018 yakni 24,4 persen. Selanjutnya pada 2019 turun menjadi 18,3 persen dan 2020 kembali turun menjadi 14,5 persen. Kemudian, pada 2021 kasus stunting turun menjadi 12,8 persen dan pada 2022 berada pada angka 11,9 persen.
Beberapa program yang dilakukan untuk menekan angka kasus stunting di antaranya Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng), Jo Kawin Bocah, One Student One Client hingga yang terbaru peluncuran beras fortifikasi sebagai penambah gizi untuk ibu hamil.