Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut memberi wejangan kepada bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo terkait dengan kontestasi Pilpres 2024.
Saat menghadiri acara relawan di Senayan, Jakarta, Rabu (19/7/2023), Ganjar menyebut bertemu dengan Jokowi beberapa waktu lalu untuk makan siang bersama.
Ganjar menceritakan pesan Jokowi kepadanya terkait dengan Pilpres 2024 yang akan menjadi pekerjaan rumah berat.
"Pada saat itulah beliau sampaikan kepada saya, 'Pak Ganjar, PR besok buat Pak Ganjar tidak ringan. Tidak hanya untuk memenangkan sebuah kontestasi, tetapi juga pascakontestas. Kontestasi itu antara saja," ujarnya kepada relawan di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Rabu (19/7/2023).
Gubernur Jawa Tengah itu menyampaikan amanat Jokowi bahwa upaya memenangkan Pilpres 2024 dan kerja setelahnya sama pentingnya. Dia juga menyampaikan bahwa komunikasinya dengan Presiden ke-7 itu intens.
"Saya bertemu [dengan Presiden] dan kami bercerita cukup banyak terkait dengan dinamika politik terakhir. Saya orang yang intens berbicara dengan Pak Jokowi. Kami bicara politik luar negeri, dalam negeri, semua sampai yang praktis itu gerakan massa," terangnya.
Baca Juga
Gubernur dua periode itu juga memuji Jokowi dari sisi kebijakan yang telah dikeluarkannya seperi penghiliran di dalam negeri.
"Apa yang dikerjakan Pak Jokowi untuk tidak mengekspor nikel sungguh luar biasa. Colonialism by regulation adalah mengatur semuanya sesuai dengan kehendaknya agar kita mengikutinya. Menurut saya go to hell," ujarnya.
Pada pidato politiknya itu juga, Ganjar menekankan bahwa Indonesia memiliki agenda besar untuk menjadi negara maju. Menurutnya, 10 tahun pemerintahan Presiden Jokowi sudah mendorong upaya tersebut.
Tidak hanya itu, lanjut Ganjar, upaya Jokowi itu diapresiasi oleh masyarakat dengan bukti approval rating yang dinilai tinggi jelang akhir masa jabatan.
"Bagus sekali dengan performance yang oke, bahkan biasanya akhir-akhir masa jabatan popularitas menurun, kepercayaan semakin turun karena di antaranya mulai meninggalkan. Pak Jokowi tidak, [sekarang] masih pada puncak," terang Gubernur Jawa Tengah itu.