Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buka-Bukaan Ganjar Pranowo, Berantas Korupsi Jadi Prioritas Bila Jadi RI 1

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menegaskan bahwa pemberantasan korupsi akan menjadi prioritas utamanya.
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo duduk bareng Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri /Dok. PDIP
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo duduk bareng Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri /Dok. PDIP

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menegaskan bahwa pemberantasan korupsi akan menjadi prioritas utamanya apabila terpilih menjadi Presiden Indonesia.

Hal tersebut di sampaikannya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) XVI tahun 2023, di Makasar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/7/2023).

"Ada karakter yang sama yang ditolak oleh masyarakat adalah soal korupsi, semua pasti setuju kalau kita harus serius soal itu," katanya dalam forum tersebut.

Bakal calon Presiden (Bacapres) yang diusung PDIP ini mengatakan, selama kepemimpinannya sebagai Gubernur, pemberantasan korupsi memang menjadi prioritas utama di Jawa Tengah.

Oleh sebab itu, dia berkomitmen akan terus di melanjutkan upaya tersebut apabila terpilih menjadi Presiden Ke-8 RI di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Menurutnya pemerintah yang bersih adalah kunci utama keberhasilan pemimpin dalam melayani masyarakat.

"Kalaulah kemudian kita makin yakin untuk kita pemerintahannya bersih dan melayani. Maka apa yang menjadi problem masyarakat dan itu terjadi di semua tempat. Itu jadi prioritas pertama," tuturnya.

Lebih lanjut, dia pun menyoroti rekapitulasi kualitas kinerja Provinsi Jateng berdasarkan fungsi pemerintahan yang mendapatkan skor tinggi dan sangat tinggi pada 2022 yang mencapai 70 persen sehingga indikator tersebut menunjukan dari sejumlah peningkatan dan perbaikan yang dilakukannya saat menjabat mulai dari perumahan rakyat, pariwisata, pertanahan, managemen keuangan, perpustakaan hingga perindustrian.

Kendati demikian, dia mengamini bahwa meskipun banyak upaya yang telah dilakukan, tetapi masalah ekonomi masih belum sepenuhnya bisa dituntaskan di era kepemimpinannya.

"Terkhusus PR besar kita hari ini adalah problem ekonomi. Maka kita bicara pertumbuhan, bicara job creation, sehingga masyarakat akan bisa mendapatkan banyak kesempatan untuk hidup dan lebih baik," tuturnya.

Di sisi lain, Ganjar juga menyoroti penggunaan batu bara yang menghasilkan emisi gas buang berbahaya bagi Indonesia. Sehingga dia ingin menghentikan penggunaan komoditas tersebut pada kepemimpinannya nanti.

"Maka kenapa saya contohkan Wadas? Itu bukan cuma untuk pengairan dan pengendalian banjir, buat energi. Ini contoh. Dari pada kita, maaf batubara kita banyak. Banyak orang kaya karena batu bara. Namun, kalau itu tak digeser segera, maka kita akan alami kerusakan yang parah. Emisi gas buangnya pasti akan bahaya," katanya.

Ganjar pun mengapresiasi para wali kota yang selama ini mengeluarkan kebijakan menghentikan pengambilan air tanah. Apalagi, dirinya mengaku sempat bertengkar dengan pemerintah pusat ketika menghadapi persoalan ini di Semarang, Jawa Tengah.

"Untuk apa? Jangan izinkan. Maka tata ruang musuhnya tata uang, alasannya investasi atau disuap. Maaf saya bicara terbuka," katanya.

Ganjar mengatakan ada dua upaya yang bisa dilakukan Indonesia untuk menekan perubahan iklim global, yakni negosiasi internasional dan membuat kebijakan dalam negeri yang efektif.

Ganjar menyinggung Indonesia harus berkontribusi dalam menekan perubahan iklim global di dunia internasional. Salah satunya, di kawasan Asean Indonesia dengan terus menyuarakan soal carbon trade atau perdagangan karbon.

"Carbon trading ini bisa kita jadikan, sehingga barat bisa hormati kita. Dan kemudian tak menunjuk kita selalu salah, tidak," ujarnya.

Dalam forum tersebut, Ganjar juga menjawab bahwa dirinya menuntaskan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam periode kepemimpinannya nanti. Mengingat IKN dinilainya merupakan masa depan energi bersih di Tanah Air.

"Iya karena ini tidak hanya membangun gedung. Namun, kita berbicara energi hijau, kita bicara ekonomi biru dan kemudian infrastrukturnya disiapkan. Sehingga kalau orang kita berbicara IKN itu adalah cerita masa depan Indonesia," ujarnya.

Tak hanya energi hijau, Ganjar juga mengatakan bahwa pembangunan IKN juga berbicara soal teknologi transportasi, polusi, hingga pengelolaan sampah.

"Kita akan berbicara sistem transportasinya dengan teknologi baterai, yang kemudian nol karbon. Dalam arti tidak ada polusi. Kita berbicara pengelolaan sampah yang jauh lebih baik, kita berbicara semua energi yang tidak berbasis pada sumber daya mencemari dan itu adalah masa depan," pungkas Ganjar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper