Bisnis.com, JAKARTA - Kandidat presiden AS dari Partai Republik dan pengusaha multimiliuner Vivek Ramaswamy mengecam masuknya Ukraina dalam keanggotaan NATO.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan sebelumnya bahwa Ukraina tidak memenuhi persyaratan untuk bergabung dengan NATO pada saat ini.
"Joe Biden perlu menghadapi teman pengganggunya Zelensky & dengan jelas menyatakan bahwa kami sangat menentang penerimaan Ukraina ke NATO," katanya, seperti dilansir dari TASS, pada Minggu (9/7/2023).
Dia menekankan bahwa masuknya Ukraina ke dalam NATO akan membawa dunia ke ambang perang nuklir.
"Ini harus menjadi garis merah yang keras. Sungguh memalukan bahwa Republikan seperti Lindsey Graham sekarang mendorongnya. Berhentilah membawa kami ke ambang perang nuklir," ujarnya.
"Untuk semua kegelisahan tentang Memorandum Budapest 1994 (di mana AS telah berkomitmen), pembentukan neocon-Demokrat secara mengejutkan diam pada komitmen James Baker 1990 yang terkenal Not-One-Inch kepada Gorbachev bahwa NATO tidak akan pernah meluas ke timur Jerman," lanjutnya.
Baca Juga
Menurutnya, NATO diciptakan untuk mencegah konflik, tetapi sekarang justru memperburuk risiko perang nuklir dengan Rusia.
"NATO diciptakan untuk mencegah konflik dengan Uni Soviet, namun NATO berkembang paling pesat setelah jatuhnya Uni Soviet & sekarang memperburuk risiko perang nuklir dengan Rusia sendiri," tambahnya.
Lebih lanjut, Ramaswamy menekankan bahwa jika sebagai presiden, dia akan tegas menolak Ukraina dalam NATO.
"Ini benar-benar gila. Sebagai presiden saya akan menolak untuk diintimidasi oleh komedian anti-demokrasi yang berubah menjadi pemimpin dan sungguh membingungkan bagi saya bahwa seluruh Barat makan dari tangan Pied Piper ini setiap hari," ujarnya.
Ramaswamy menghasilkan banyak uang dalam bioteknologi, sebagai pendiri Roivant Sciences dan salah satu pendiri dan ketua eksekutif dana investasi Strive Asset Management.
Dia mengumumkan rencananya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2024 di AS, pada 22 Februari 2023.