Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menentang Rusia, Swiss Ingin Bergabung dengan Perisai Langit Eropa

Menentang invansi Rusia ke Ukraina, Swiss ingin bergabung dengan Perisai Langit Eropa.
F-16 Angkatan Udara Kerajaan Denmark./Bloomberg/Getty Images
F-16 Angkatan Udara Kerajaan Denmark./Bloomberg/Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - Swiss ingin bergabung dengan European Sky Shield Initiative (ESSI) Perisai Langit Eropa, yang didirikan sebagai reaksi terhadap agresi Rusia di Ukraina, kata penyiar SRF Swiss mengutip Kementerian Pertahanan Swiss pada 4 Juli.

Menurut SRF, kementerian mengatakan langkah ini tidak melanggar kebijakan netralitas negara. Partisipasi harus melibatkan terutama koordinasi pengadaan dan pemeliharaan pertahanan udara di tingkat Eropa, sehingga mengurangi biaya, tulis outlet tersebut.

“Pelatihan pertahanan udara bersama juga sedang dibahas,” SRF mengutip kementerian tersebut.

Inisiatif pertahanan udara yang dipelopori Jerman diluncurkan pada Oktober 2022 dan mencakup 17 negara NATO Eropa. Itu didirikan sebagai reaksi terhadap serangan udara besar-besaran Rusia terhadap Ukraina.

Euractiv melaporkan pada 3 Juli bahwa Austria, anggota non-NATO seperti halnya Swiss, berusaha untuk bergabung dengan prakarsa tersebut karena perubahan lingkungan keamanan setelah invasi Rusia.

Langkah Wina memicu kritik dari sayap kanan Partai Kebebasan Austria (FPÖ) karena dianggap melanggar kenetralan lama negara itu.

Menurut SRF, situasi serupa mungkin muncul di Swiss. Partai Rakyat Swiss (SVP) sayap kanan terus menentang setiap upaya negara itu untuk mengembangkan kerja sama militer dengan Eropa dan NATO, dengan alasan kebijakan netralitas historis negara itu.

Sikap geopolitik ini juga melatarbelakangi keputusan Swiss untuk tidak memberikan bantuan militer ke Ukraina, termasuk melalui ekspor ulang. Pada 28 Juni, parlemen Swiss memblokir pasokan 96 tank Leopard 1 yang lebih tua ke Ukraina melalui Jerman, lagi-lagi dengan alasan kepatuhan pada netralitas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rendi Mahendra
Editor : Rendi Mahendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper