Bisnis.com, JAKARTA - Swiss ingin bergabung dengan European Sky Shield Initiative (ESSI) Perisai Langit Eropa, yang didirikan sebagai reaksi terhadap agresi Rusia di Ukraina, kata penyiar SRF Swiss mengutip Kementerian Pertahanan Swiss pada 4 Juli.
Menurut SRF, kementerian mengatakan langkah ini tidak melanggar kebijakan netralitas negara. Partisipasi harus melibatkan terutama koordinasi pengadaan dan pemeliharaan pertahanan udara di tingkat Eropa, sehingga mengurangi biaya, tulis outlet tersebut.
“Pelatihan pertahanan udara bersama juga sedang dibahas,” SRF mengutip kementerian tersebut.
Inisiatif pertahanan udara yang dipelopori Jerman diluncurkan pada Oktober 2022 dan mencakup 17 negara NATO Eropa. Itu didirikan sebagai reaksi terhadap serangan udara besar-besaran Rusia terhadap Ukraina.
Euractiv melaporkan pada 3 Juli bahwa Austria, anggota non-NATO seperti halnya Swiss, berusaha untuk bergabung dengan prakarsa tersebut karena perubahan lingkungan keamanan setelah invasi Rusia.
Langkah Wina memicu kritik dari sayap kanan Partai Kebebasan Austria (FPÖ) karena dianggap melanggar kenetralan lama negara itu.
Baca Juga
Menurut SRF, situasi serupa mungkin muncul di Swiss. Partai Rakyat Swiss (SVP) sayap kanan terus menentang setiap upaya negara itu untuk mengembangkan kerja sama militer dengan Eropa dan NATO, dengan alasan kebijakan netralitas historis negara itu.
Sikap geopolitik ini juga melatarbelakangi keputusan Swiss untuk tidak memberikan bantuan militer ke Ukraina, termasuk melalui ekspor ulang. Pada 28 Juni, parlemen Swiss memblokir pasokan 96 tank Leopard 1 yang lebih tua ke Ukraina melalui Jerman, lagi-lagi dengan alasan kepatuhan pada netralitas.