Bisnis.com, JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia telah disambungkan kembali ke satu-satunya saluran listrik cadangan yang tersedia untuk pertama kalinya dalam empat bulan, laporan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan pada 3 Juli.
Sejak awal Maret, PLTN hanya mengandalkan satu saluran listrik utama untuk listrik eksternal yang dibutuhkan sebagai pendinginan reaktor dan fungsi keselamatan nuklir penting lainnya.
Jalur cadangan sekarang diberi energi dan siap menyuplai pasokan energi ke stasiun jika jalur utama tidak tersedia atau rusak.
Saluran listrik cadangan 330 kilovolt (kV) terputus pada 1 Maret karena kerusakan di tepi seberang Sungai Dnipro dan dipulihkan pada 1 Juli, tulis IAEA. Sebelum perang skala penuh Rusia, pembangkit nuklir Zaporizhzhia memiliki enam jalur cadangan dan empat jalur utama 750 kV.
"Sementara penyambungan kembali saluran listrik cadangan adalah positif, situasi daya eksternal pembangkit tetap sangat rentan, menggarisbawahi situasi keselamatan dan keamanan nuklir yang genting di lokasi tersebut," kata kepala IAEA Rafael Grossi.
Pasukan Rusia telah menduduki pembangkit listrik Zaporizhzhia, pembangkit nuklir terbesar di Eropa, sejak Maret 2022.
Baca Juga
Sepanjang perang habis-habisan, pembangkit tersebut telah terputus sepenuhnya dari jaringan listrik Ukraina sebanyak tujuh kali karena serangan Rusia terhadap infrastruktur energi negara tersebut.
Pada 20 Juni, Presiden Volodymyr Zelensky mengumumkan, mengutip data intelijen, bahwa Moskow sedang mempertimbangkan serangan teroris terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir melalui kebocoran radiasi.
Beberapa hari kemudian, kepala intelijen militer Ukraina Kyrylo Budanov mengatakan kepada New Stateman bahwa Rusia telah menyelesaikan persiapan untuk serangan itu.
Menurut walikota kota satelit Enerhodar yang diasingkan, Dmytro Orlov, sekitar 100 karyawan perusahaan nuklir milik negara Rusia Rosatom serta beberapa kolaborator Ukraina, telah meninggalkan stasiun yang diduduki pada 2 Juli.