Bisnis.com, SOLO - Mantan Presiden Rusia yang kini jadi Wakil Ketua Dewan Keamanan Dmitry Medvedev menyebut posisi Ukraina dan Volodymyr Zelensky terpojok.
Dmitry Medvedev menyebut Ukraina sangat bergantung dengan pasokan uang dan persenjataan dari sekutu Barat yang dimotori Amerika Serikat (AS).
Meski begitu, lanjut Medvedev, Barat tak akan memberikan "makan siang gratis" untuk Ukraina dalam melawan invasi yang dilakukan oleh Rusia sejak tahun lalu.
Ukraina yang didesak melakukan serangan balasan kepada Rusia harus memenuhi ekspektasi dari Barat yang telah mengirimkan bantuan.
Namun, jika serangan balasan Ukraina ternyata tidak berhasil, hal itu justru bisa membahayakan posisi Volodymyr Zelensky selaku orang nomor satu di negara tersebut.
"Rezim Kyiv tidak punya pilihan. Mereka harus menyerang. Mereka harus memakai uang dan senjata yang telah diterimanya. Kekecewaan para pengawas [Kyiv] mungkin merugikan Zelensky dan teman-temannya tidak hanya dari jabatan mereka, tetapi juga nyawa mereka," tegasnya dalam akun Telegram resmi yang dikutip Russia Today, Jumat (9/6/2023).
Baca Juga
Medvedev, yang menyebut Zelensky sebagai geng kokain, mengatakan bahwa posisi sang presiden sangat rentan disingkirkan.
Pasalnya, jika ada laporan dari agen Barat yang mengatakan serangan balasan Ukraina gagal, maka Zelensky akan langsung terdepak begitu saja.
"Mereka akan memberikan perintah kepada beberapa orang rendahan radikal untuk menyingkirkan pecandu narkoba (Zelensky) karena pengkhianatan terhadap Ukraina dan kasus Bandera, dan kemudian menggantungnya di kakinya bersama dengan antek-anteknya," ucap Medvedev.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia itu juga mengingatkan pemerintah Moskow untuk berhati-hati dengan serangan dari Ukraina.
Medvedev mengatakan Rusia mesti mewaspadai gerakan dari Ukraina agar dapat "menggulingkan rezim Nazi Kiev".