Bisnis.com, SOLO - Pernyataan Jusuf Kalla (JK) tentang 50 persen ekonomi Indonesia dikuasai penguasaha keturunan Tionghoa kembali dipertanyakan.
Jurnalis kawakan, Andi F. Noya mempertanyakan kembali terkait peluang profesi etnis Tionghoa yang sejak dulu dibatasi.
Dalam hal ini, Andi F. Noya memfokuskan pembatasan profesi etnis Tionghoa tersebut pada era Orde Baru.
Menurut Andi, salah satu profesi yang bisa dijalankan keturunan Tionghoa dengan bebas adalah berwirausaha, namun mengapa hal ini kemudian hampir selalu dipertayakan.
"Sejak dulu, teman-teman Tionghoa ini tidak memiliki kebebasan untuk memilih profesi. Mau masuk kepolisian, militer, atau pegawai negeri nggak mudah. Dan jika mereka hanya bebas di situ, jadi pengusaha, kenapa diributkan?" tanyanya kepada JK.
Dengan pernyataan yang tak kalah mengejutkan, mantan Wapres RI ini mengatakan jika keturunan Tionghoa bukan tidak boleh jadi PNS tapi tidak mau.
Baca Juga
Alasannya jelas tak jauh-jauh dari masalah gaji yang kecil.
"Siapa yang bilang tidak? mereka memang tidak mau. Buat apa jadi pegawai negeri dengan gaji kecil," jawab JK.
Jusuf Kalla kemudian menyinggung tentang banyak keturunan Tionghoa yang punya profesi beragam di tanah air, mulai dari dokter hingga pengacara.
"Bukan karena ditutup, mereka tidak mau. Banyak juga dokter yang kerja di RS, banyak pengacara juga," imbuh JK.