Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Sekretaris Jenderal NATO Anders Rasmussen mengatakan beberapa negara NATO bisa mengirim pasukan ke Ukraina jika negara-negara anggotanya gagal memberi Kyiv jaminan keamanan.
“Jika NATO tidak dapat menyepakati jalan yang jelas ke depan untuk Ukraina, ada kemungkinan yang jelas bahwa beberapa negara secara individu akan mengambil tindakan,” kata Rasmusse pada pertemuan puncak aliansi di Vilnius, Rabu (7/6/2023).
Lebih lanjut Rasmusse mengatakan sejauh ini Polandia sudah memberikan bantuan nyata terhadap Ukraina. Tak menutup kemungkinan, jika Polanda bisa terlibat langsung dalam perang melawan Rusia.
“Kami tahu bahwa Polandia sangat terlibat dalam memberikan bantuan nyata kepada Ukraina. Dan saya tidak akan mengecualikan kemungkinan bahwa Polandia akan terlibat lebih kuat dalam konteks ini secara nasional dan diikuti oleh negara-negara Baltik, mungkin termasuk kemungkinan pasukan di lapangan,” ungkapnya.
Mantan jenderal keamanan itu mengatakan Ukraina harus menerima jaminan keamanan tertulis, yang mencakup pembagian intelijen, pelatihan, produksi amunisi, pasokan senjata lanjutan sebelum KTT.
Menurut Rasmussen, jaminan-jaminan ini akan menjadi permulaan, tetapi tidak boleh membayangi jalan Ukraina menuju NATO sebagai prioritas.
Sementara itu, Rasmussen Global, sebuah perusahaan konsultan politik yang didirikan oleh mantan jenderal keamanan NATO, telah melobi jaminan keamanan jangka panjang untuk Ukraina melalui kampanye politik pro-bono.
Rasmussen juga memimpin Kelompok Jaminan Keamanan Internasional untuk Ukraina dengan Kepala Kantor Presiden Andriy Yermak.
Pada bulan April, kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa jaminan keamanan dan keanggotaan Ukraina akan dibahas pada pertemuan puncak tersebut.
Pada bulan Mei, Washington Post melaporkan bahwa Ukraina tidak akan menerima undangan resmi untuk bergabung dengan aliansi tersebut pada KTT Juli karena negara-negara tersebut tidak memiliki pendekatan terpadu.