Bisnis.com, JAKARTA - Bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka di seberang Sungai Dnipro, yang ditempati oleh Rusia, hancur pada dini hari tanggal 6 Juni, memicu bencana kemanusiaan dan lingkungan di wilayah selatan Ukraina.
Menurut Komando Operasi Selatan Ukraina, bendungan itu dihancurkan oleh pasukan Rusia. Belakangan, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Oleksii Danilov mengatakan bahwa itu diledakkan oleh Brigade Senapan Bermotor ke-205 Rusia.
Proksi yang dipasang Rusia di Nova Kakhovka pertama-tama menyangkal bahwa bendungan itu dihancurkan, hanya untuk kemudian mengklaim bahwa bendungan itu menjadi sasaran penembakan Ukraina.
Danilov membantah klaim Rusia, mengatakan bahwa Kremlin sudah menyiapkan rencana sabotase pada musim gugur 2022.
Menurut pejabat Ukraina, bendungan itu ditambang pada Oktober 2022 ketika pasukan Ukraina bergerak maju di Oblast Kherson.
Sementara Pemerintah Ukraina akan mengalokasikan 40,6 juta dolar AS untuk pembangunan saluran air baru setelah jebolnya bendungan Kakhovka, Perdana Menteri Denys Shmyhal mengumumkan pada 6 Juni.
Saluran air akan menyediakan pasokan air minum ke Kryvy Rih, Nikopol, dan Marganets di Oblast Dnipropetrovsk, menurut Shmyhal. Pekerjaan konstruksi akan segera dimulai.
Pemerintah juga mengalokasikan Hr 846 juta ($22,8 juta) untuk menyediakan air minum bagi oblast Kherson, Mykolaiv, Zaporizhzhia, dan Dnipropetrovsk, menurut pengumuman Shmyhal.
Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko akan mengawasi pekerjaan terkait konsekuensi kehancuran bendungan Kakhovka.
Badan koordinasi, juga diumumkan oleh Shmyhal, akan berkontribusi pada pekerjaan ini dengan melibatkan para menteri, deputi mereka, pemimpin di cabang eksekutif, dan perwakilan perusahaan negara.
Konsekuensi dari kehancuran bendungan dapat menyebabkan konsekuensi kemanusiaan, ekologi, dan militer yang serius.
Banjir berskala besar telah memicu evakuasi dari Oblast Kherson. Pembongkaran itu juga mengganggu pasokan air ke Ukraina selatan.