Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sejarah 20 Mei, Hari Kebangkitan Nasional

Hari Kebangkitan Nasional merupakan kebangkitan bangsa Indonesia yang mulai memiliki rasa kesadaran nasional.
Hari Kebangkitan Nasional/dokumentasi BPIP
Hari Kebangkitan Nasional/dokumentasi BPIP

Bisnis.com, JAKARTA - Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tanggal 20 Mei. Bagaimanakah sejarah lahirnya Hari Kebangkitan Nasional?

Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei ini berdasarkan Keputusan Presiden No 316 tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang bukan hari libur.

Melansir dari laman Dinas Pendidikan, Kabupaten Grobogan, Kebangkitan Nasional yang merupakan kebangkitan bangsa Indonesia yang mulai memiliki rasa kesadaran nasional ditandai dengan berdirinya Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908 dan lahirnya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

Melansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pergerakan nasional diawali dengan didirikannya sekolah kedokteran Belanda, STOVIA. Pendiri Budi Utomo yaitu, dr. Sutomo, dr. Cipto Mangunkusumo, Gunawan, Suraji, dan R.T. Ario Tirtokusumo merupakan mahasiswa di STOVIA.

Akhirnya mereka membuat pertemuan yang terlaksana tepat pada tanggal 20 Mei 1908. Di sana mereka bertukar pikiran untuk memajukan bangsa dengan bangkit dari keterpurukan kolonialisme atas pemerintah Hindia-Belanda.

Pada awalnya, Budi Utomo hanya terbatas di Pulau Jawa dan Madura, kemudian diperluas untuk masyarakat Indonesia secara keseluruhan dengan tidak memperhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin, dan juga agama. Organisasi ini tidak melibatkan politik, melainkan berfokus pada pendidikan dan kebudayaan.

Melansir dari Britannica, Budi Utomo berkembang pesat, dan pada akhir tahun 1909, Budi Utomo mengklaim memiliki 40 cabang dengan 10.000 anggota, sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan pegawai negeri.

Sehubungan dengan Budi Utomo yang tidak terjun di bidang politik, akhirnya efektivitas Boedi Oetomo merosot setelah tahun 1910 dengan beberapa anggotanya seperti dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) keluar dari Budi Utomo sebab menginginkan gerakan yang lebih militan dan langsung bergerak dalam bidang politik.

Meskipun Budi Utomo tidak langsung terjun ke bidang politik, Budi Utomo telah mengubah perjuangan yang bersifat kedaerahan menjadi bersifat nasional. Adapun organisasi tersebut juga berperan penting dalam membangkitkan semangat nasional untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper