Bisnis.com, JAKARTA – Partai oposisi Thailand meraih kemenangan dalam pemilihan umum yang digelar pada Minggu (14/5/2023) setelah mengalahkan partai-partai yang beraliansi dengan militer.
Kemenangan ini membuka jalan bagi kesepakatan-kesepakatan untuk membentuk pemerintahan demokratis dalam usaha untuk mengakhiri pemerintahan konservatif yang didukung oleh militer yang berlangsung hampir satu dekade.
Dilansir dari Reuters pada Senin, Partai liberal Move Forward dan Partai Pheu Thai unggul jauh di atas partai lain. Jumlah surat suara yang telah dihitung mencapai 99 persen, namun kedua partai masih belum pasti membentuk pemerintahan.
Hal ini dikarenakan adanya aturan parlemen yang dibuat oleh militer setelah kudeta tahun 2014 yang condong menguntungkan mereka.
Untuk berkuasa, partai-partai oposisi harus membuat kesepakatan dan mengumpulkan dukungan dari berbagai kubu, termasuk anggota Senat yang ditunjuk oleh junta yang berpihak pada partai-partai militer. Anggota senat berhak memilih siapa yang akan menjadi perdana menteri dan membentuk pemerintahan berikutnya.
Pemilu tahun ini menjadi pertarungan terbaru dalam perebutan kekuasaan yang telah berlangsung lama antara Pheu Thai, raksasa populis dari keluarga miliarder Shinawatra, dan persekutuan para hartawan, kaum konservatif, dan militer yang memiliki pengaruh terhadap institusi-institusi utama di thailand.
Baca Juga
Namun, perolehan suara mengejutkan dari Move Forward, yang mendapatkan gelombang dukungan dari para pemilih muda, akan menguji tekad partai-partai berkuasa di Thailand setelah hampir menyapu bersih ibukota Bangkok dengan platform reformasi kelembagaan dan memberantas monopoli.
Move Forward berada di urutan teratas, diikuti oleh Pheu Thai. Menurut perhitungan Reuters, keduanya diperkirakan akan memenangkan lebih dari tiga kali lipat jumlah kursi Partai Palang Pracharat yang menjadi kendaraan politik junta dan partai United Thai Nation yang didukung oleh militer.
Pemimpin Move Forward Pita Limjaroenrat mengatakan hasil tersebut "sensasional" dan bersumpah untuk tetap setia pada nilai-nilai partainya ketika membentuk pemerintahan.
"Ini akan menjadi partai yang anti diktator dan anti dukungan militer, pastinya. Dapat dipastikan bahwa pemerintahan minoritas tidak mungkin lagi ada di Thailand,” katanya kepada para wartawan.
Dia mengatakan bahwa dia tetap terbuka untuk beraliansi dengan Pheu Thai, tetapi dia berencana untuk menjadi perdana menteri.
"Sekarang sudah jelas bahwa Partai Move Forward telah menerima dukungan yang luar biasa dari rakyat di seluruh negeri," katanya di Twitter.