Bisnis.com, JAKARTA - Badan Reserse Kriminial (Bareskrim) Polri terus mencari keberadaan Dito Mahendra yang telah masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO sejak Kamis (4/5/2023).
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro.
“(DPO Dito) sudah terbit sejak tanggal 4 Mei,” kata Djuhandhani kepada wartawan, Selasa (9/5/2023).
Djuhandhani juga mengatakan bahwa DPO Dito Mahendra terdaftar dalam No. DPO/8/5/Res.1.17/2023 Tipidum.
Penerbitkan DPO ini dilakukan setelah Dito mangkir dua kali terhadap pemanggilannya sebagai tersangka dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal.
Pihak Bareskrim, kata Djuhandhani menuturkan tengah melakukan upaya pemanggilan orang orang dekat dengan Dito ataupun melakukan upaya paksa lainnya.
Pihak Bareskrim juga menyebut bahwa pihaknya sampai saat ini belum dapat mendapatkan dimana Dito berada.
Seperti yang diketahui, Badan Reserse Kriminal atau Bareskrim Polri menetapkan Dito Mahendra sebagai tersangka perkara dugaan kepemilikan senjata api ilegal.
Penetapan Dito sebagai tersangka berdasarkan hasil gelar perkara antara penyidik dengan perwakilan dari Itwasum, Divisi Hukum, Propam dan Wasidik Polri.
"Peserta gelar perkara sepakat menaikkan status Dito Mahendra dari saksi menjadi tersangka," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, Senin (17/4/2023).
Dito Mahendra terseret kasus kepemilikan senjata api ilegal usai penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan 15 pucuk senjata api ketika menggeledah kediamannya pada Senin (13/3). Belasan senjata api berbagai jenis itu kemudian diserahkan ke Polri untuk diselidiki.
Hasil penyelidikan Polri, dari 15 pucuk senjata api, sebanyak sembilan pucuk dinyatakan tidak berizin atau tidak punya dokumen resmi alias ilegal.
Sembilan pucuk senjata api ilegal tersebut meliputi satu pistol Glock 17, satu Revolver S&W, satu pistol Glock 19 Zev, satu pistol Angstatd Arms, satu senapan Noveske Refleworks, satu senapan AK 101, satu senapan Heckler & Koch G 36, satu pistol Heckler & Koch MP 5, dan satu senapan angin Walther.