Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serangan Bom Mobil Melukai Penulis Nasionalis Rusia, 1 Orang Tewas

Serangan bom tersebut membuat Rusia secara otomatis menyalahkan Ukraina.
Gambar diambil dari video menunjukkan asap mengepul menyusul dugaan serangan drone di depot minyak di Sevastopol, Krimea, 29 April 2023. Gubernur Sevastopol Mikhail Razvozhaev via Telegram/Handout via REUTERS
Gambar diambil dari video menunjukkan asap mengepul menyusul dugaan serangan drone di depot minyak di Sevastopol, Krimea, 29 April 2023. Gubernur Sevastopol Mikhail Razvozhaev via Telegram/Handout via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA – Serangan bom telah terjadi pada Sabtu (6/5/2023) di sebuah mobil yang menyebabkan seorang penulis nasionalis Rusia Zakhar Prilepin terluka dan satu orang meninggal.

Serangan bom tersebut membuat Rusia secara otomatis menyalahkan Ukraina.

Kementerian dalam negeri mengatakan bahwa terdapat satu orang yang tewas dalam ledakan yang terjadi di wilayah Nizny Novgorod, sekitar 400 km dari timur Moskow.

Menurut keterangan juru bicara kementerian, seorang tersangka yang diduga melakukan aksi bom tersebut telah ditangkap.

"Faktanya menjadi kenyataan: Washington dan NATO memberi makan sel teroris internasional lainnya, rezim Kyiv," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Zakharova mengatakan bahwa hal tersebut merupakan tanggung jawab langsung AS dan Inggris, tetapi tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhan tersebut.

Dilansir dari Reuters pada Sabtu (6/5/2023), Prilepin merupakan seorang penulis novel yang dikenal sebagai pendukung lantang tindakan Rusia di Ukraina, di mana invasi Moskow ke Ukraina telah memasuki bulan ke-15.

Dia merupakan eksponen pandangan nasionalis yang cukup aktif dan memiliki lebih dari 300.000 pengikut di Telegram.

Prilepin mendukung pasukan proksi Rusia di wilayah Donbas di Ukraina timur sebelum invasi skala penuh pada Februari 2022 dan memimpin unit militer di sana. Ia membual dalam wawancara YouTube pada 2019 bahwa unitnya membunuh orang dalam jumlah besar.

"Tidak ada satu unit pun di antara batalyon Donetsk yang memiliki hasil seperti itu. Apa yang kami lakukan di sana adalah kekacauan yang keterlaluan. Tidak ada satu pun komandan lapangan yang memiliki hasil seperti yang saya alami," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kathleen Dewitri
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper