Bisnis.com, JAKARTA - Dalang di balik serangan drone di kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, Rabu dini hari, masih jadi perdebatan.
Juru bicara Kremlin Dmitri Peskov menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai dalang dari serangan tersebut.
"Kami tahu betul bahwa keputusan tentang tindakan semacam itu, tentang serangan teroris semacam itu, dibuat bukan di Kyiv tetapi di Washington," katanya dikutip dari Reuters.
Sementara juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada televisi MSNBC bahwa klaim Rusia itu salah.
Menurutnya sejauh ini Washington tidak mendorong atau mengizinkan Ukraina menyerang di luar perbatasannya.
Kendati demikian, ada fakta menarik dalam beberapa bulan terakhir sebelum serangan drone di kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin.
Meskipun serangan itu gagal, tercatat beberapa drone berhasil menembus pertahanan hingga masuk di wilayah Rusia.
Pada bulan Februari, sebuah pesawat tak berawak jatuh di desa Gubastovo, sekitar 100 km (62 mil) dari Moskow, yang menurut gubernur setempat merupakan upaya untuk menargetkan infrastruktur sipil.
Bulan lalu, sebuah drone jatuh di kota Kireyevsk, sekitar 400 km (249 mil) dari perbatasan Ukraina, melukai sedikitnya tiga orang dalam ledakan setelah dijatuhkan, kata media pemerintah Rusia.
Tercatat pada 5 Mei 2023, sekitar 200 km (124 mil) dari perbatasan Krimea, serangan drone merusak sebuah kilang minyak di wilayah Krasnodar Rusia.
Bulan lalu, sebuah drone jatuh di kota Kireyevsk, sekitar 400 km (249 mil) dari perbatasan Ukraina, melukai sedikitnya tiga orang dalam ledakan setelah dijatuhkan.
Berdasarkan gambar yang beredar drone UJ-22 buatan Ukraina pernah jatuh di wilayah Rusia, lantas sejauh apa jangkauan drone UJ-22 ini?
Beberapa pengamat menyebut bisa jadi drone yang digunakan untuk menyerang kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin adalah UJ-22.
Jangkauan penerbangan maksimum pesawat tak berawak yang dikembangkan perusahaan Ukraina UKRJET ini mencapai 800 km yang dapat melakukan misi jarak jauh.
Deane Baker dari kelompok peneliti UNSW Canberra mengatakan jarak Moskow dari Ukraina sekitar 600 km sehingga ada kemungkinan drone UJ-22 menembus pertahanan Rusia.
Namun, menurut Beaker umumnya UJ-22 digunakan untuk intelijen, pengawasan dan pengintaian (ISR) dan melihat artileri, daripada tugas menyerang.
"Drone UJ22 tidak terlalu cepat," kata Profesor Baker kepada ABC.
Sementara berdasarkan video yang dirilis dari serangan itu, drone lain yang sesuai dengan profil adalah Mugin-5 China, kata Samuel Bendett, seorang peneliti senior di Pusat Keamanan Amerika Baru di Washington DC, kepada Reuters.
"Drone itu bisa terbang beberapa ratus kilometer dan digunakan dalam serangan," katanya.
Drone buatan China ini juga bergerak lambat, dengan kecepatan tertinggi sekitar 120 kilometer per jam.
Menurut Profesor Baker untuk mendapatkan Mugin-5 China dapat dibeli secara online, drone ini sering disebut sebagai "drone Alibaba" karena biasanya dijual di platform tersebut.