Bisnis.com, JAKARTA – Survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan persepsi keadaan ekonomi yang baik memiliki pengaruh positif pada elektabilitas Ganjar Pranowo, negatif ke Anies Baswedan, dan netral ke Prabowo Subianto.
Survei SMRC ini, pertama responden ditanya evaluasi atas keadaan ekonomi nasional saat ini. Ada 33,6 persen publik yang menyatakan kondisi ekonomi baik atau sangat baik, yang menilai buruk atau sangat buruk sebanyak 25,4 persen, yang menganggap sedang saja ada 38,8 persen. Lalu, 2,2 persen yang tidak menjawab.
Pendiri SMRC Saiful Mujani menyimpulkan, masyarakat memandang kondisi ekonomi cenderung positif karena lebih banyak yang menyatakan baik atau sangat baik dibanding yang menyatakan buruk atau sangat buruk.
Optimisme publik juga terlihat ke depannya. 64,9 persen menilai keadaan ekonomi nasional setahun ke depan akan lebih baik atau jauh lebih baik dibanding sekarang.
Sedangkan yang menyatakan akan lebih buruk atau jauh lebih buruk hanya 6,6 persen. Lalu, yang menyatakan tidak akan ada perubahan sebanyak 18,8 persen. Tidak jawab ada 9,7 persen.
Saiful menjelaskan, studi ini menunjukkan bahwa persepsi ekonomi memiliki hubungan yang kuat dan signifikan dengan politik.
Baca Juga
Karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bisa lagi maju sebagai presiden maka yang akan mendapatkan insentif elektoral berkat persepsi positif kondisi ekonomi ini merupakan calon presiden (capres) yang akan melanjutkan kepemimpinan serta kebijakan-kebijakan Jokowi.
Jika persepsi ekonomi cenderung baik maka akan berdampak positif ke Ganjar. Sebaliknya, akan berpengaruh negatif ke Anies.
“Orang yang merasakan kondisi ekonomi di Indonesia positif, cenderung akan memilih Ganjar. Sebaliknya, orang yang menyatakan kondisi ekonomi di Indonesia kurang positif, cenderung akan memilih Anies,” jelas Saiful seperti yang disiarkan kanal YouTube SMRC TV, Kamis (4/5/2023).
Sementara pada Prabowo, lanjut Saiful, persepsi atas kondisi ekonomi ini tidak memiliki pengaruh signifikan.
“Prabowo tidak akan mendapatkan keuntungan atau kerugian [secara elektoral] dari kondisi ekonomi kita,” ujar Saiful.
Dia menyatakan efek dari kondisi ekonomi atas preferensi pemilih dalam pilres cukup konsisten. Misalnya lepas dari agamanya, jika kondisi ekonomi dianggap baik maka kecenderungannya memilih Ganjar. Demikian pula dengan etnisitas, ekonomi yang baik akan mendorong mereka untuk memilih Ganjar, sebaliknya akan memilih Anies jika ekonomi buruk.
“Efek ekonomi pada pilihan dalam pilpres cukup konsisten lepas dari pelbagai faktor lain seperti agama, etnisitas, pendidikan, desa-kota, gender, dan lain-lain. Artinya economic voting ada, bekerja, dan penting,” pungkasnya.