Bisnis.com, JAKARTA - Seorang remaja laki-laki melepaskan tembakan kesekolah di ibu kota Serbia, Rabu (3/5/2023), menewaskan delapan anak dan seorang penjaga sekolah.
Sedangkan enam anak lagi dan seorang guru terluka dan dirawat di rumah sakit. Polisi mengidentifikasi pelakukan penembakan dengan inisialnya, KK, dan mengatakan dia melepaskan tembakan dengan pistol milik ayahnya.
Menurut laporan APNews, KK ditangkap di halaman sekolah. Sebuah pernyataan mengidentifikasi dia sebagai siswa di sekolah di Beograd tengah yang lahir pada tahun 2009.
Polisi mengatakan mendapat telepon tentang penembakan di sekolah dasar Vladislav Ribnikar sekitar pukul 8:40 pagi waktu setempat. Sekolah dasar di Serbia memiliki delapan kelas, dimulai dengan kelas satu.
“Saya bisa mendengar suara tembakan. Itu tanpa henti, ”seorang siswa yang berada di kelas olahraga di lantai bawah ketika tembakan meletus.
Sebetulnya kasus di Serbia tidak seperti di Amerika Serikat, penembakan massal di Serbia dan wilayah Balkan yang lebih luas sangat jarang; tidak ada laporan dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam penembakan massal terakhir, seorang veteran perang Balkan pada 2013 menewaskan 13 orang di sebuah desa Serbia tengah.
Namun, para ahli telah berulang kali memperingatkan tentang jumlah senjata yang tersisa di negara itu setelah perang tahun 1990-an.
Mereka juga mencatat bahwa ketidakstabilan selama puluhan tahun yang berasal dari konflik serta kesulitan ekonomi yang sedang berlangsung dapat memicu ledakan tersebut.
Tayangan media lokal dari tempat kejadian menunjukkan keributan di luar sekolah saat polisi memindahkan tersangka, yang kepalanya ditutup saat petugas membawanya ke sebuah mobil yang diparkir di jalan.
Siswa yang mendengar penembakan itu, yang diidentifikasi hanya dengan inisialnya, EM, karena usianya, menggambarkan tersangka sebagai "anak pendiam" yang "terlihat baik".
“Dia mendapat nilai bagus, tapi kami tidak tahu banyak tentang dia. Dia tidak begitu terbuka dengan semua orang. Tentunya saya tidak mengharapkan ini terjadi,” tambah siswa itu.
Milan Milosevic, yang mengatakan putrinya berada di kelas sejarah ketika penembakan itu terjadi, mengatakan kepada televisi N1 bahwa dia bergegas keluar ketika mendengar apa yang terjadi.
“Dia (penembak) pertama-tama menembak guru dan kemudian anak-anak yang bersembunyi di bawah meja,” Milosevic mengutip perkataan putrinya.