Bisnis.com, JAKARTA - Thailand akan menggelar pemilihan umum (pemilu) pada 14 Mei 2023. Berita ini pertama kali diumumkan oleh Badan Pemungutan Suara Nasional Thailand pada Selasa (21/3/2023) atau satu hari setelah parlemen dibubarkan.
Saat itu, dilaporkan bahwa partai-partai tengah berkampanye untuk mendapatkan dan meningkatkan dukungan dari sekitar 52 juta pemilih yang memenuhi syarat.
Melansir dari Reuters, kontestasi politik tahun ini akan menjadi pertarungan antara kelompok konservatif pro-militer yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Prayut Chan-ocha dan partai oposisi Pheu Thai yang dipimpin oleh putri mantan PM Thaksin Shinawatra, Paetongtarn.
Adapun, pemungutan suara awal akan dilaksanakan pada 7 Mei mendatang, setelah sebelumnya pendaftaran kandidat termasuk calon partai untuk PM telah dilangsungkan pada awal April 2023.
Sementara itu, menjelang pemungutan suara yang akan dilaksanakan kurang dari seminggu ini, salah satu partai peserta yakni Pheu Thai dikabarkan akan mengadakan kampanye di seluruh wilayah Thailand untuk memperkenalkan Paetongtarn yang saat ini menduduki puncak jajak pendapat PM.
Dalam jajak pendapat yang diterbitkan pada Maret 2023, hampir 50 persen dari 2.000 responden memutuskan untuk memilih Pheu Thai dalam pemilu tahun ini. Sementara Partai United Thai Nation yang menaungi Prayut, hanya memperoleh sekitar 12 persen suara.