Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Sebut AS Gunakan NATO untuk Kuasai Eropa

Pejabat Rusia mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) menggunakan mekanisme NATO untuk menduduki dan menguasai Eropa.
Artileri Ukraina menembakkan howitzer L119 ke arah posisi Rusia di garis depan di wilayah Lugansk pada 16 Januari. Bloomberg/Fotografer: Anatolii Stepanov/AFP/Getty Images
Artileri Ukraina menembakkan howitzer L119 ke arah posisi Rusia di garis depan di wilayah Lugansk pada 16 Januari. Bloomberg/Fotografer: Anatolii Stepanov/AFP/Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolay Patrushev mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) menggunakan mekanisme NATO untuk menduduki dan menguasai Eropa. 

Dia menyatakan bahwa para pejabat Eropa tidak punya pilihan lain selain dengan patuh memenuhi tujuan militer aliansi itu. 

Patrushev menyampaikan itu dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Izvestia, yang diterbitkan pada Rabu (3/5/2023). 

“Dengan menciptakan mekanisme Aliansi Atlantik Utara yang melayani kebutuhannya sendiri, Amerika Serikat telah secara efektif menduduki Eropa,” katanya, seperti dilansir dari TASS, Rabu (3/5/2023). 

Menurutnya, pejabat Eropa berada dalam situasi tanpa harapan sebagai eksperimen AS, dengan mematuhi tujuan militer NATO. 

"Pejabat Eropa, yang menemukan diri mereka dalam situasi tanpa harapan, telah mengubah dunia lama menjadi basis ekonomi untuk eksperimen AS. Mereka terus memenuhi tujuan militer NATO dengan patuh," lanjutnya. 

Patrushev mengatakan bahwa komando NATO di bawah kepemimpinan Pentagon AS terlibat dalam kontak langsung dengan pembuat senjata. 

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa keterlibatan AS dalam pembuatan senjata tersebut telah mengabaikan otoritas resmi negara lain.

Pejabat keamanan Rusia juga mengatakan bahwa perluasan NATO memungkinkan Washington untuk mendapatkan kendali atas wilayah tambahan di Eropa Timur. 

Adapun dalam hal ini, prosedur penerimaan untuk menjadi anggota NATO, dalam protokol menetapkan sumpah setia melalui penyerahan dokumen ratifikasi tidak lain kepada pemerintah AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper