Bisnis.com, JAKARTA - China terus meningkatkan tekanan militer di Taiwan selama tiga tahun terakhir dengan tujuan memaksa pemerintah Taipei untuk menerima klaim kedaulatan Beijing.
Bulan ini, China juga telah menggelar latihan perang di sekitar Taiwan setelah Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, bertemu dengan Ketua DPR Amerika Serikat, Kevin McCarthy di Los Angeles.
Bahkan, ketegangan militer antara China dan Taiwan pun kian memanas, kala China melakukan manuver di sekitar pulau Taiwan pada Jumat (28/4/2023).
Laporan harian yang dikeluarkan oleh pihak Taiwan pun menyatakan soal aktivitas militer China di dekat wilayah perairan dan udara Taiwan dalam periode 24 jam sebelumnya.
Ada 19 pesawat militer telah masuk ke dalam zona identifikasi pertahanan udara pulau.
Drone TB-001 menjadi salah satu dari 19 pesawat militer China yang memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.
Drone tersebut terbang mengelilingi Taiwan, mulai dari Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dengan Filipina, kemudian ke timur Taiwan, dan kembali lagi ke pantai China.
Informasi ini didasarkan pada peta yang diberikan oleh Kementerian Pertahanan Taiwan.
Media pemerintah China menyebut drone TB-001 dengan sebutan "kalajengking berekor ganda" dan menunjukkan gambarnya dengan rudal di bawah sayapnya.
China juga menyatakan drone tersebut mampu melakukan misi ketinggian dan jarak jauh.
Hal ini menunjukkan bahwa China memiliki kemampuan militer yang canggih dan dapat meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Angkatan Udara China telah melaksanakan misi "pengepungan pulau" dengan menerbangkan pembom H-6 berkemampuan nuklir.
Namun, tidak ada tembakan yang dilakukan dan pesawat China belum terbang di wilayah udara Taiwan. Zona identifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ) merupakan area yang dipantau dan dipatroli oleh Taiwan untuk memberi pasukan mereka lebih banyak waktu untuk menanggapi ancaman.
Dalam konteks ini, "pengepungan pulau" adalah istilah militer yang mengacu pada taktik militer yang bertujuan untuk mengepung suatu wilayah.
Melakukan "pengepungan pulau" menunjukkan upaya China untuk meningkatkan tekanan dan ketegangan terhadap Taiwan, yang dipandang oleh China sebagai bagian dari wilayahnya.
Sebagai informasi, pesawat militer China telah secara teratur melintasi garis median Selat Taiwan sejak tahun lalu. Garis median tersebut biasanya berfungsi sebagai penghalang tidak resmi antara Taiwan dan China.
Meskipun China tidak mengakui keberadaan garis median tersebut, Taiwan dan negara-negara lain menggunakannya sebagai referensi untuk mengukur zona udara yang terkait dengan kedaulatan mereka.
Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan China atas pulau itu dan menganggap Taiwan sebagai negara yang merdeka.
Taiwan menekankan bahwa hanya rakyat pulau tersebut yang berhak memutuskan masa depan mereka.
Konflik antara China dan Taiwan telah berlangsung selama beberapa dekade, dan China telah mengambil berbagai tindakan untuk meningkatkan tekanan dan pengaruhnya di wilayah tersebut.