Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Warganya Disandera, AS Tambah Sanksi untuk Rusia dan Iran

AS menjatuhkan sanksi baru terhadap badan intelijen Rusia FSB dan Korps Pengawal Revolusi Iran karena menyandera warga AS.
Seorang jamaah mengibarkan bendera Iran di depan plakat anti-Holocaust saat menghadiri protes atas pembakaran Al-Qur’an setelah upacara Salat Jumat Teheran di masjid Agung Imam Khomeini, 27 Januari 2023. Para jamaah berteriak anti-AS, anti-Israel, dan slogan-slogan anti-Swedia saat mengambil bagian dalam protes atas pembakaran Alquran di Swedia. (Foto oleh Morteza Nikoubazl/NurPhoto)TIDAK MENGGUNAKAN PRANCIS
Seorang jamaah mengibarkan bendera Iran di depan plakat anti-Holocaust saat menghadiri protes atas pembakaran Al-Qur’an setelah upacara Salat Jumat Teheran di masjid Agung Imam Khomeini, 27 Januari 2023. Para jamaah berteriak anti-AS, anti-Israel, dan slogan-slogan anti-Swedia saat mengambil bagian dalam protes atas pembakaran Alquran di Swedia. (Foto oleh Morteza Nikoubazl/NurPhoto)TIDAK MENGGUNAKAN PRANCIS

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi baru terhadap badan intelijen Rusia FSB dan Korps Pengawal Revolusi Iran karena menyandera warga AS.

Penambahan sanksi itu dilakukan, Kamis (27/4/2023). Penyanderaan seorang reporter Wall Street Journal Evan Gershkovich di Rusia sejak Maret 2023 menjadi salah satu alasan AS menambah sanksi.

"AS menunjukkan bahwa tidak boleh perbuatan mengerikan, di mana manusia dilibatkan sebagai pion, alat tawar-menawar, tanpa membayar konsekuensi,” kata seorang pejabat senior AS, dilansir dari Channel News Asia, Jumat (28/4/2023).

Sebelumnya, dua lembaga di Rusia dan Iran itu sudah mendapat hukuman dari Departemen Luar Negeri dan Departemen Keuangan AS pada masa lalu.

Akan tetapi, sanksi baru yang dikeluarkan itu bakal berbeda.

Pejabat senior AS tersebut mengatakan bahwa sanksi yang dimaksud akan fokus untuk menggambarkan fenomena tindakan suatu pemerintah dalam menyandera tahanan dari warga negara asing guna mendapatkan keuntungan politik.

"Penggunaan manusia sebagai pion politik, sebagai alat tawar-menawar, ditahan oleh pemerintah tetapi dengan alasan palsu, adalah praktik yang tampaknya mengarah ke arah yang salah," kata pejabat itu.

Oleh karena itu, penerapan sanksi anyar kepada AS dan Iran itu diharapkan bisa mendorong pertanggungjawaban bagi para pelaku, sekaligus mencegah timbulnya rangkaian kasus serupa berikutnya.

Untuk diketahui, Rusia telah menahan Evan Gershkovich selama satu bulan lamanya. Dia merupakan reporter Wall Street Journal yang ditahan dengan tuduhan sebagai mata-mata. Kini AS tengah mendorong upaya pembebasannya.

Selain Evan, AS tengah mengupayakan pembebasan seorang bekas marinir AS Paul Whelan. Dia ditangkap di Rusia pada 2018 dan dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun, juga dengan tuduhan mata-mata.

Pada tahun lalu, AS telah berhasil melakukan dua pertukaran tahanan dengan Rusia. Pemerintah AS berhasil membebaskan seorang atlet bola basket Brittney Griner atas tuduhan narkoba, dan mantan marinir Trevor Reed yang dipenjara atas tuduhan menyerang seorang petugas polisi Rusia.

Sementara itu, setidaknya tiga warga AS ditahan di penjara Iran. Tiga orang itu termasuk pengusaha Siamak Namazi, yang ditahan di penjara Evin Teheran sejak 2015.

Adapun sanksi anyar dari AS itu sudah diumumkan di dinas keamanan federal Moskow  FSB), serta di organisasi intelijen Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC).

Sebelumnya, Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi kepada empat pejabat tinggi badan intelijen pada IRGC.

"Tindakan hari menargetkan pejabat senior dan petugas keamanan di Iran dan Rusia yang bertanggung jawab atas penyaderaan atau penahanan yang tidak sah terhadap warga negara AS di luar negeri," ujar Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Inetelijen Keuangan Brian Nelson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper