Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) harus bisa saling melengkapi. Oleh sebab itu, Ganjar Pranowo dan cawapresnya nanti harus memiliki semangat dwi-tunggal.
Sebagai informasi, pada akhir pekan lalu PDIP resmi mengusung Ganjar sebagai capres untuk Pilpres 2024. Nama cawapres potensial untuk Ganjar pun mulai banyak dibicarakan.
"Kita sudah berpengalaman hidup berbangsa dan bernegara, zaman Bung Karno-Bung Hatta merupakan dwi-tunggal yang tidak tergantikan, kemudian kita melihat bagaimana kesesusaian, chemistry tadi saling melengkapi," jelas Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat pada Kamis (27/4/2023).
Dia mencontohkan, kekompakan antara Megawati dengan Hamzah Haz ketika mereka jadi presiden dan wakil presiden pada 2001-2004. Hasto mengungkapkan, bahkan Megawati dan Hamzah Haz memiliki kode-kode tersendiri.
"Beliau [Megawati] berpesan, 'Pak Hamzah kalau nanti memimpin sidang, kalau saya mau ambil keputusan sebelum ketok palu, kalau ada sesuatu yang kurang berkenan tolong saya dikasih kode'. Ini kan menunjukan kesatupaduan kepemimpinan yang luar biasa," ujar Hasto.
Apalagi, lanjutnya, konstitusi menyatakan wakil presiden harus membantu kerja presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan sehingga perannya sangat krusial. "Untuk itulah kesatupaduan pimpinan ini menjadi hal yang sangat penting," ucapnya.
Baca Juga
Hasto sendiri belum mau berspekulasi dengan nama-nama cawapres potensial yang akan mendampingi Ganjar. Menurutnya, cawapres Ganjar akan ditentukan setelah tercipta koalisi bersama atau yang dia sebut kerja sama politik.
"Sekali lagi pengaitan tentang pengerucutan siapa yang nanti akan mendampingi Bapak Ganjar Pranowo nanti ada beberapa tahap-tahap, setelah kerja sama partai politik ini difinalkan," ungkapnya.