Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa sedikitnya 400 orang telah tewas dan lebih dari 3.700 terluka dalam bentrokan yang terjadi di Sudan.
Guterres menyatakan itu pada pertemuan Dewan Keamanan PBB atas bentrokan yang terjadi antara Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dan angkatan bersenjata Sudan pada awal bulan ini.
"Setidaknya 400 orang tewas, termasuk 4 anggota keluarga PBB. Lebih dari 3.700 orang terluka, dan puluhan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka," katanya, seperti dilansir dari TASS, Rabu (26/4/2023).
Sudan mengalami konflik karena ketidaksepakatan antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan, yang juga mengepalai Dewan Kedaulatan yang berkuasa, dengan Kepala Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter Mohamed Hamdan Dagalo yang dikenal sebagai Hemedti, juga wakil al-Burhan di dewan.
Pertikaian utama antara kedua organisasi militer tersebut terkait dengan pembentukan angkatan bersenjata Sudan yang bersatu.
Pada pertikaian itu diperebutkan siapa yang harus menjadi panglima tertinggi angkatan darat di negara itu, seorang perwira militer yang merupakan opsi yang didukung oleh al-Burhan, atau presiden sipil terpilih seperti yang ditekankan Dagalo.
Baca Juga
Bentrokan antara dua lembaga itu menegang di dekat pangkalan militer di Merowe dan di Ibu Kota, Khartoum, pada Sabtu (15/4/2023).
Selanjutnya, bentrokan di Sudan terus berlanjut meskipun ada gencatan senjata sebelumnya, pada Selasa (25/4/2023).
Menurut Kementerian Kesehatan negara itu bahwa terdapat lebih dari 600 orang telah tewas di negara tersebut sejak konflik pecah.
Sementara itu, sekitar 300 orang warga dari Khartoum berupaya melarikan diri ke kota tenggara Gedaref, karena pertempuran di Sudan.