Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panglima TNI Jelaskan Siaga Tempur Bukan Bentuk Ofensif kepada Papua

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjelaskan status siaga tempur terkait dengan operasi pengamanan di Papua untuk melawan kelompok KKB.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono terlihat memimpin salat sebelum evaluasi operasi search and rescue (SAR) Pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua sejak Februari 2023./Instagram @puspentni
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono terlihat memimpin salat sebelum evaluasi operasi search and rescue (SAR) Pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua sejak Februari 2023./Instagram @puspentni

Bisnis.com, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menjelaskan status siaga tempur terkait dengan operasi pengamanan di Papua untuk melawan kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau kelompok separatis teroris (KST) bukan berarti sebagai bentuk ofensif.

Dia menegaskan bahwa meskipun meningkatkan status menjadi siaga tempur, tetapi prajurit TNI yang bertugas di Papua akan tetap menggunakan pendekatan defensif alih-alif menjadi ofensif.

"Bukan, bukan ofensif, kita tetap defensif, tetapi mereka [prajurit TNI] harus siap [tempur apabila diserang] karena memang  di daerah yang kerawanannya tinggi, sehingga harus siaga tempur," ujarnya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (26/4/2023).

Lebih lanjut, Yudo menjelaskan bahwa status operasi siaga tempur bukan berarti prajurit TNI yang ada di Papua akan melakukan serangan atau pendekatan ofensif terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Adapun, dia menyebutkan bahwa prajurit diharapkan lebih waspada, mengingat selama ini aparat TNI melakukan operasi teritorial dan komunikasi sosial di daerah-daerah di Papua yang kerawanannya tinggi.

Namun, di daerah-daerah yang kerawanannya tinggi, prajurit yang bertugas ditingkatkan operasinya sehingga dalam status siaga tempur demi mengantisipasi serangan dari pihak lawan.

"Jadi jangan dipelesetkan itu operasi militer, bukan, belum operasi militer. Siaga tempur itu untuk menumbuhkan naluri militer pada para prajurit," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Yudo menetapkan status operasi siaga tempur untuk daerah rawan di Papua.

Penetapan ini seiring dengan meletusnya peristiwa penyerangan yang dilancarkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap Satuan Tugas (Satgas) Batalion Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

TNI mengungkapkan bahwa ada lima prajurit yang gugur akibat peristiwa tersebut. Mereka gugur ketika berupaya membebaskan pilot Susi Air, Philip Marks Methrtens yang disandera KKB.

Yudo menjelaskan bahwa apabila sebelumnya operasi pengamanan menggunakan penegakan hukum dengan pendekatan lembut atau humanis (soft approach), tetapi usai penyerangan oleh KST di Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, operasi pengamanan naik menjadi Siaga Tempur.

"Dari awal saya selalu tekankan untuk menggunakan soft approach, tapi tentunya dengan kondisi yang seperti ini, khususnya di daerah-daerah tertentu, kita ubah menjadi operasi Siaga Tempur," ujarnya melalui konferensi pers daring, Selasa (18/4/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper