Bisnis.com, JAKARTA - Seluruh masyarakat Indonesia kini merayakan lebaran. Namun penting bagi kita untuk tetap menerapkan protokol kesehatan mengingat adanya lonjakan kasus terutama pada varian Covid-19 terbaru dengan nama Arcturus.
Pada laman resmi WHO, kemarin pada hari Jumat (22/4/2023) varian Acturust yakni XBB.1.16 telah menjadi varian of interest.
Arcturus, yakni nama yang diambil dari nama bintang yang paling terang di belahan bumi utara pertama kali terdeteksi di India pada 23 Januari, dimana diyakini telah memicu lonjakan kasus baru-baru ini.
Zubairi Djoerban, seorang peneliti dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi Hematologi Onkologi Medik, melalui akun twitternya pada hari Minggu (23/4/2023) bahkan menjelaskan mengenai fakta-fakta dari hegemoni Arcturus.
Zubairi menjelaskan bahwa varian ini telah menyebar ke 16 negara. Sedangkan jika melansir dari pemberitaan Healthline (18/4/2023), diketahui bahwa varian ini telah hadir di 29 negara. Varian ini membuat Singapura diterjang gelombang pandemi yang ke-10.
Di India, diketahui bahwa kenaikan kasus dalam 14 hari naik hingga 281 persen. Bahkan diketahui bahwa tingkat kematian pasien meningkat 17 persen di negara tersebut.
Baca Juga
Melansir dari pemberitaan Healthline (18/4/2023), profesor kedokteran pencegahan, kebijakan kesehatan, dan profesor, Divisi Penyakit Menular di Vanderbilt University, Dr. William Schaffner mengatakan bahwa Arcturus adalah sub-varian omicron.
“ [Arcturus] memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan yang membuatnya lebih menular daripada omicron." tuturnya.
Zubairi sendiri mengatakan bahwa varian Arcturus sendiri tidak lebih mematikan dibandingkan dengan varian Delta.
Menanggapi lonjakan ini, Kementerian Kesehatan pada unggahan instagramnya di hari Minggu (16/4/2023) mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan terutama dalam menggunakan masker.
Kemenkes juga menghimbau untuk segera melakukan pengecekkan jika mengalami gejala mengarah ke Covid-19, melakukan vaksinasi booster dan berhati-hati untuk lansia dan kelompok komorbid yang tidak terkontrol.