Bisnis.com, JAKARTA – Hal menarik terjadi pada perayaan Hari Kemenangan atau Idulfitri 1444 Hijriah, dimana Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung beberapa nama yang dapat menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo yang diumumkan sebagai capres dari PDIP untuk Pilpres 2024.
Menurutnya, sosok cawapres yang juga bakal diusung PDIP memiliki ragam kemungkinan dan banyak nama memiliki potensi, dia pun memerinci nama-nama tersebut seperti Erick Thohir, Sandiaga Uno, Mahfud MD, Ridwan Kamil, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), hingga Airlangga Hartarto.
“Kok tanya saya, banyak [yang cocok]. Ada Pak Erick [Menteri BUMN], Pak Sandiaga Uno, Pak Mahfud, Pak Ridwan Kamil, Cak Imin, dan Pak Airlangga,” katanya seusai menjalankan Salat Idulfitri 1444 Hijriah di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023).
Bahkan, dirinya turut mengatakan nama Prabowo Subianto, Jokowi tidak menutup kemungkinan tersebut.
“Termasuk Pak Prabowo, nanti juga [bisa] segera cawapresnya ketemu,” katanya.
Cawapres yang akan diusung untuk mendampingi Ganjar Pranowo akan diputuskan mendatang.
Baca Juga
“Satu per satu. Calonnya sudah semakin jelas siapa capresnya, tinggal menunggu cawapresnya,” pungkas Jokowi.
Lalu, bagaimana sebenarnya rekam jejak dari masing-masing nama yang disebutkan oleh orang nomor satu di Indonesia tersebut? Berikut profil yang dihimpun oleh Bisnis:
- Erick Thohir
Nama Erick Thohir memang sudah dikenal dekat di masyarakat dengan jabatan terbarunya sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 usai menjalankan Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Seluruh Indonesia (PSSI) pada Kamis (16/02/2023).
Selain sebagai pengusaha dan politikus, Erick sempat memiliki saham mayoritas di klub raksasa Liga Italia, Inter Milan, dan menjabat posisi presiden sebelum menjual klubnya pada 2019. Pria berusia 52 tahun itu juga pernah memegang saham mayoritas di klub Liga Amerika Serikat, DC United. Bahkan, dia memiliki klub basket NBA, Philadelphia 76ers.
Sekadar informasi, Erick merupakan anak ketiga dari pasangan Teddy Thohir dan Edna Thohir yang lahir pada 30 Mei 1970. Kakak pertama Erick bernama Garibaldi Thohir atau yang dikenal juga dengan nama Boy Thohir, dan kakak perempuannya bernama Hireka Vitaya atau yang dikenal dengan Rika Thohir.
Erick menyelesaikan pendidikan sarjananya di Glendale University, Amerika Serikat. Selanjutnya dia melanjutkan program masternya di Universitas Nasional California, Amerika Serikat, dan berhasil lulus pada 1993. Adapun jurusan yang diambil adalah Business Administration.
Setelah menempuh pendidikan di luar negeri, Erick mulai mengawali karir bisnisnya dengan mendirikan sebuah perusahaan media bernama Mahaka Group. Bahkan, mereka bisa mengakuisisi harian Republika yang saat itu sedang dilanda krisis keuangan dan terancam brangkut pada 2001. Erick lalu menjabat sebagai Presiden Direktur perusahaan sampai 30 Juni 2008 dan terhitung sejak Juni 2010, dia menjabat sebagai komisioner.
Tidak hanya puas sebagai pengusaha, Erick Thohir juga mulai menginjakan kaki di dunia politik nasional dengan menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN). Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Joko Widodo (Jokowi) di Posko Cemara Menteng pada September 2018.
Pada 23 Oktober 2019, Jokowi menyertakan Erick sebagai Menteri BUMN dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju (2019–2024). Salah satu gebrakan pria kelahiran 1970 ini adalah menunjuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Komisaris Utama PT Pertamina. Menurutnya, Ahok bisa jadi sosok pendobrak untuk memimpin perusahaan BUMN sekelas Pertamina.
- Sandiaga Uno
Sandiaga Salahuddin Uno atau lebih dikenal dengan nama Sandiaga Uno, dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowo) sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 23 Desember 2020.
Sandi diketahui meraih gelar akademik Bachelor of Business Administration dari The Wichita State University, Amerika Serikat, dan lulus dengan predikat Summa Cum Laude. Selanjutnya, gelar Master of Business Administration diperolehnya dari The George Washington University, Amerika Serikat.
Menparekraf itu juga dikenal sebagai seorang pengusaha besar dengan berbagai pengalaman menjabat sebagai jajaran direksi sejumlah perusahaan di berbagai sektor, mulai dari Summa Group, Seapower Asia Investment Limited, Singapura, MP Holding Limited Group, Singapura, NTI Resources Limited, Calgary, Canada, PT Recapital 1997 – 2007, dan PT Saratoga Investama Sedaya.
Sementara itu, untuk karier politik Sandiaga Uno dimulai saat dia dilantik sebagai Wakil Gubenur DKI periode 2017-2022.
3. Mahfud MD
Mahfud MD juga dikenal sebagai staf pengajar dan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta sejak 1984. Sebelum menjabat sebagai Hakim Konstitusi Prof Mahfud MD pernah menjabat di sejumlah posisi baik eksekutif, legislatif hingga yudikatif.
Sebut saja, dia pernah menjadi Menteri Pertahanan RI (2000-2001), Menteri Kehakiman dan HAM (2001), Wakil Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) (2002-2005), Rektor Universitas Islam Kadiri (2003-2006), Anggota DPR-RI, duduk Komisi III (2004-2006), Anggota DPR-RI, duduk Komisi I (2006-2007), Anggota DPR-RI, duduk di Komisi III (2007-2008), Wakil Ketua Badan Legislatif DPR-RI (2007-2008), Anggota Tim Konsultan Ahli Pada Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Depkum-HAM Republik Indonesia.
Selain itu, beliau juga masih aktif mengajar di Universitas Islam Indonesia (UII), UGM, UNS, UI, Unsoed, dan lebih dari 10 Universitas lainnya pada program Pasca Sarjana S2 & S3. Mata kuliah yang diajarkan adalah Politik Hukum, Hukum Tata Negara, Negara Hukum dan Demokrasi serta pembimbing penulisan tesis dan desertasi.
Pemilik nama lengkap Mohammad Mahfud Mahmodin saat ini adalah Menkopolhukam (Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan) di pemerintahan Jokowi.
Mahfud MD lahir di Sampang, Madura, Jawa Timur pada 13 Mei 1957. Dia merupakan anak dari pasangan Mahmodin dan Siti Khadijah. Saat lahir, Mahfud MD ini memiliki nama mononim atau satu kata saja, yakni Mahfud. Kemudian, gurunya memutuskan untuk menambahkan nama ayahnya Mahfud, yakni Mahmodin, untuk membedakannya dengan murid lain yang bernama Mahfud di sekolah.
Mahfud MD mengenyam pendidikan dasar di Pondok Pesantren Al-Mardhiyyah, Waru, Pamekasan, Madura. Dia juga sempat bersekolah di Sekolah Dasar Negeri Waru. Kemudian, dia meneruskan studi di Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), Pamekasan.
Setelah itu, Mahfud MD juga pernah sekolah di Pendidikan Hakim Islan Negeri (PHIN), Yogyakarta. Mahfud MD mendapat gelar Sarjana (S1) di dua universitas berbeda, yakni di Universitas Islam Indonesia (UII) pada 1983 dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Di UII, Mahfud MD mengambil jurusan Hukum Tata Negara, sedangkan di UGM dirinya mengambil jurusan Sastra Arab. Setelah lulus, dia melanjutkan pendidikan S2 di UGM dengan mengambil jurusan Ilmu Politik. Mahfud MD lulus S2 pada 1989 dan kemudian melanjutkan studi dengan mengambil S3 jurusan Ilmu Hukum Tata Negara di UGM dan lulus pada 1993.
4. Ridwan Kamil
Ridwan Kamil merupakan seorang arsitek dan sekaligus politikus dari Indonesia. Ridwan Kamil saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat sejak 5 September 2018.
Pemilik nama lengkap Mochamad Ridwan Kamil ini lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 4 Oktober 1971. Ayah Ridwan Kamil bernama Atje Misbach Muhjiddin yang berprofesi sebagai Doktor dan juga dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, sedangkan Ibunya bernama Tjutju Sukaesih. Ridwan Kamil adalah anak kedua dari lima bersaudara.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini pada 1978 Ridwan Kamil memasuki sekolah dasar di SDN Banjarmasin III Bandung. Lalu pada sekolah menengah pertama, di SMP Negeri 2 Bandung pada 1984. Kemudian, Beliau melanjutkan sekolah akhirnya di SMA Negeri 3 Bandung pada 1987.
Setelah lulus sekolah pada 1990 dia mengambil kuliah strata 1 atau S-1 di Fakultas Teknik Arsitektur, Institut Teknologi Bandung dan berhasil lulus pada 1995. Empat tahun setelahnya, Ridwan Kamil mengambil dan melanjutkan studi Master nya di Master of Urban Design, University Of California, Berkeley pada 1999 sampai 2001. Dia juga melanjutkan kuliah Doktornya dengan mengambil Doktor Honoris Causa, Dong-a University pada 2019.
Emil dicalonkan oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerakan Indonesia Raya sebagai walikota Bandung. Ridwan Kamil menggandeng Oded Muhammad Danial sebagai calon wakil walikota.
Dalam rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Kota Bandung pada 28 Juni 2013, Ridwan Kamil dan Oded Muhammad Danial unggul telak dari tujuh pasangan lainnya dengan meraih suara sebanyak 45,24% dan menjadikan keduanya pemenang.
Selanjutnya, karir politiknya kembali menanjak usai Pemilihan umum Gubernur Jawa Barat pada 2018 dimana dirinya diusung sebagai calon Gubernur. Ridwan Kamil menggandeng Uu Ruzhanul Ulum sebagai wakilnya oleh PPP, PKB, Partai Nasdem dan Partai Hanura.
5. Muhaimin Iskandar (Cak Imin)
Perjalanan politik Abdul Muhaimin Iskandar dimulai dengan menjadi aktivis, pengurus partai, anggota dewan, hingga menjadi menteri. Lahir di Jombang, Jawa Timur pada 24 September 1966. Dia menyelesaikan pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang pada 1982, Madrasah Aliyah Negeri I Yogyakarta pada 1985, melanjutkan pendidikan di FISIP UGM dan melanjutkan master di Universitas Indonesia (UI) bidang komunikasi dan lulus pada 2001. Bahkan, dirinya juga mendapat gelar Doktor HC dari Universitas Airlangga Surabaya.
Sejak duduk dibangku kuliah, aktif di tempat-tempat diskusi dan juga aktif di pergerakan mahasiswa. Bergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan terpilih menjadi Ketua Cabang PMII Yogyakarta pada 1994-1997.
Selain itu, juga aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Karier politik bersamaan dengan lahirnya Era Reformasi. Pada 1998, bersama tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama termasuk Abdurrahman Wahid mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjend). Pada Pemilu 1999, terpilih sebagai Anggota DPR RI dari PKB pada usia 32 tahun, menjadi Wakil Ketua DPR RI 1999-2004, dan termasuk pimpinan termuda di DPR RI yang pernah ada saat itu.
Seiring menjadi Ketua Umum PKB, pada Pemilu 2004 terpilih kembali menjadi Anggota DPR RI dan kembali menjadi Wakil Ketua DPR RI 2004-2009. Pada Pemilu berikutnya, sukses untuk ketiga kalinya menjadi Anggota DPR RI, diminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyo menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2009-2014.
Di pengujung jabatan menteri berakhir, pada tahun 2014 dan 2019, secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum PKB. Dianggap berhasi menaikkan suara Pemilu PKB pada 2014 dan berlanjut mengantarkan kader-kader PKB menjadi menteri di Kabinet Kerja Joko Widodo
2014-2019.
6. Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto yang kini menjabat Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia. Menjadi tokoh politik yang digadang-gadang akan maju menjadi kuda hitam dalam kontestasi Pilpres 2024.
Airlangga merupakan pria kelahiran Surabaya, 1 Oktober 1962. Ayahnya bernama Hartarto Sastrosoenarto dan ibunya adalah Hartini Soekardi. Untuk pendidikan tercatat dirinya merupakan alumnus dari SMA Kanisius, Jakarta (1981), Fakultas Teknik Mesin, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1987), University of Pennsylvania, Philadelphia, USA (1993), Monash University Australia, dengan gelar yang diraih Master of Business Administration (1996), dan University of Melbourne Australia, dengan gelar yang diraih Master of Management Technology (1997)
Menteri yang mengidolakan sosok Mahatma Gandhi banyak terpengaruh oleh nilai-nilai yang dibawa oleh tokoh kemerdekaan India tersebut. Salah satunya, kesederhanaan dan keteguhan dalam memegang prinsip untuk menggerakkan masyarakat tanpa menggunakan kekerasan. Dirinya juga aktif menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia.
Mengawali karier sebagai seorang pengusaha dia memulai karier bisnisnya sebagai pemilik perusahaan di bidang distribusi pupuk, PT Graha Curah Niaga pada 1987. Kemudian, dirinya melanjutkan karier sebagai presiden komisaris di PT Fajar Surya Wisesa (FASW) pada tahun yang sama.
Keberhasilannya dalam memimpin kedua perusahaan tersebut mengantarkannya meraih posisi Presiden Direktur di PT Jakarta Prime Crane pada 1991. Dirinya juga selanjutnya menjabat sebagai direktur pada beberapa perusahaan, diantaranya PT Ciptadana Sekuritas (1994), PT Bisma Narendra (1994), Ketua Kompartemen Agro Industri Kadin (1999-2004), dan Komisaris PT Sorini Corporation Tbk Pandaan (2004).
Karier Airlangga di bidang politik dimulai pada 1998 saat dia pertama kali masuk ke dalam Partai Golkar. Pada 2004 dia pun ditunjuk sebagai Wakil Bendahara Partai Golkar periode 2004-2009. Percobaannya dalam memperoleh peruntungan di bidang politik akhirnya berbuah manis. Ia berhasil masuk ke dalam jajaran parlemen DPR RI periode 2009-2014. Sebagai anggota parlemen, Airlangga pernah menjadi anggota komisi VII DPR RI yang membidangi energi, lingkungan hidup, dan riset teknologi periode 2006-2009.
Kariernya terus meningkat hingga akhirnya berhasil menjabat Ketua Komisi VI DPR RI yang membidangi sektor perdagangan, perindustrian, koperasi, UKM, dan BUMN periode 2009-2014. Perjalanan politiknya terus merangkak naik hingga didipilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada 2017. Kemudian, pada 2019, Airlangga pun terpilih secara aklamasi oleh seluruh anggota Musyawarah Nasional Partai Golkar, dan kembali menjabat Ketua Umum partai beringin itu hingga kini.
Posisi Partai Golkar sebagai poros dukungan Jokowi pada Pilpres 2014, membuatnya berhasil mendapatkan jabatan strategis sebagai Menteri Perindustrian, menggantikan Saleh Husein pasca reshuffle Kabinet Indonesia Kerja I pada 2016. Pada kontestasi Pilpres kedua pada 2019, Jokowi kembali terpilih menjadi Presiden, yang kemudian berhasil menggeser naik posisi Airlangga Hartarto menjadi Menteri Perekonomian RI.
7. Prabowo Subianto
Prabowo Subianto Djojohadikusumo merupakan anak ketiga dan putra pertama yang lahir pada 17 Oktober 1951. Ayahnya bernama Soemitro Djojohadikusumo, sedangkan Ibunya bernama Dora Marie Sigar. Prabowo merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo yaitu seorang pendiri Bank Negara Indonesia dan juga sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung yang pertama.
Prabowo menyelesaikan studi menengahnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia; Zurich International School di Zurich, Swiss; dan The American School di London, Inggris. Setelah kejatuhan Soekarno dan naiknya Soeharto, keluarga Soemitro kembali ke negara Indonesia. Lalu Prabowo masuk ke Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah.
Prabowo dikenal sebagai seorang politisi, pengusaha dan perwira tinggi militer Indonesia. Prabowo pendidikan serta berkarir di militer selama 28 tahun. Semua bermula pada 1976, beliau mengawali karir militer di TNI angkatan darat sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang. Dari tahun 1976 sampai tahun 1985 Prabowo bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha atau Kopassandha yang pada saat itu merupakan pasukan khusus Angkatan Darat. Salah satu tugas pertamanya yaitu sebagai komandan pleton pada Grup I/Para Komando yang menjadi bagian dari pasukan operasi Nanggala di Timor-Timur.
Setelah meninggalkan karir militer, dirinya memilih mengikuti karir adiknya menjadi pengusaha. Dalam dunia bisnis Prabowo memiliki dan memimpin 27 perusahaan di negara Indonesia dan juga di luar negeri. Prabowo menjadi presiden dan CEO PT Tidar Kerinci Agung yang bergerak dalam bidang produksi minyak kelapa sawit, lalu PT Nusantara Energy yang bergerak dalam bidang migas, pertambangan, pertanian, kehutanan dan pulp, dan juga PT Jaladri Nusantara yang bergerak di bidang perikanan.
Sementara itu, karir politiknya dimulai saat dirinya akan mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden (capres) Indonesia dari Partai Golkar pada konvensi Capres Golkar pada 2004. Meskipun lolos, pada akhirnya Prabowo kalah suara oleh Wiranto.
Selanjutnya, pada 6 Februari 2008 diirnya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra, dimana dia menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Pada 9 Mei 2008, Partai Gerindra menyatakan keinginannya untuk mencalonkannya kembali sebagai bakal calon presiden pada pemilu 2009. Namun, usai proses tawar menawar, Prabowo akhirnya bersedia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri. Keduanya menandatangani Perjanjian Batu Tulis.
Pada pemilihan calon presiden 2014, Partai Gerakan Indonesia Raya menyatakan kembali mengusung Prabowo sebagai capres dan lantaran masih mesra dengan PAN sehingga menggandeng Hatta Rajasa yang kala itu menjabat sebagai ketua umum partai berlambang matahari putih tersebut.
Tak menyerah, Prabowo kembali maju ke gelanggang Pilpres 2019. Pada pencalonan ketiganya, dia menggandeng Sandiaga Uno yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Namun, kemenangan tidak berpihak kepada Beliau. Pada tanggal 23 Oktober 2019, Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan ke-26 Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019 sampai 2024.