Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Bos Bursa Efek Indonesia Titip Pesan ke Capres PDIP Ganjar

Mantan Bos Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015 — 2018, Tito Sulistio, menitipkan pesan kepada Capres PDIP Ganjar Pranowo.
Tito Sulistio memberikan penjelasan mengenai kondisi pasar modal, di Jakarta, Kamis (26/4/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Tito Sulistio memberikan penjelasan mengenai kondisi pasar modal, di Jakarta, Kamis (26/4/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia periode 2015—2018 Tito Sulistio menitipkan pesan kepada calon presiden (capres) PDIP Ganjar Pranowo.

Lewat unggahan melalui akun Instagram @tito.sulistio Sabtu (22/4/2023), Mantan Bos BEI itu menyampaikan pesan bahwa banyak negeri bekerja dengan gaya feodal, berkehidupan konsumtif berlebihan beserta keluarganya mempertontonkan hedonisme.

“Ini awal mereka jadi butuh punya rupiah lebih dan ini juga awal mereka berupaya memenuhi konsumerismenya dengan segala cara. NEGARA HARUS HADIR,” tulisnya seperti dikutip, Sabtu (22/4/2023).

Tito mengatakan saat ini banyak pejabat di semua lini bekerja gaya feodal. Menurutnya, mereka kerja dikelilingi pungawa, semua dilayani.

Dia juga menyindir tingkah laku oknum pegawai negeri yang dijalanan meminta prioritas. Akibatnya, protokoler menjauhkan pegawai negeri dengan rakyat yang harusnya mereka layani.

“Kerja gaya feodal merupakan pemborosan. Tapi yang menyedihkan, gaya kerja ini merubah mental. Prestasi kerja menjadi tidak terlihat. Semua menjadi seperti baik-baik saja,” jelasnya.

Tito menyebut Republik Indonesia harusnya bersedih. Pasalnya, para pejabat negara dan keluarganya baik di eksekutif maupun yudikatif mempertontonkan hidup berkemewahan.

“Sepertinya kemewahan, kesenangan, dan kenikmatan menjadi tujuan hidup. Para pejabat yang notabene pegawai negeri dari berbagai pangkat lini jabatan itu banyak yang terjerumus dalam gaya hidup hedonis,” paparnya.

Dia menambahkan gaya hidup hedonis pada umumnya identik dengan perilaku konsumtif. Oleh karena itu, menurutnya mempunyai harta dengan cara apapun menjadi hal mutlak.

“Pada situasi demikian, NEGARA HARUS HADIR, mengatur pola perilaku para pejabat agar tidak menular sampai masyarakat,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper